Selasa, 23 Desember 2014

KEMBALI MENGAJAR


Kata Mama, sejak saya kecil suka sekali main guru-guruan. Dan saya masih ingat betul hingga kini.
Saat TK meniru ibu guru mengajari menyanyi. Saat SD meniru ibu guru menerangkan di depan kelas. Bergantian dengan teman sebaya menjadi guru dan murid. Dari situ kemampuan public speaking saya terasah. 

Saat kelas 3 SD saya pertama kali menjadi MC. Langsung dipilih oleh Ibu guru. Setelah itu tampil di depan orang lain sudah biasa bagi saya. Menyanyi, membaca puisi, menjadi saritilawah, saya mulai sejak SD.

Mama yang menanamkan rasa percaya diri pada saya. Mama memasukkan saya pada kegiatan luar sekolah. Les renang di Centreum (Tirtamerta), klub sepatu roda "Blibiz" di jalan Surapati-Bandung, hingga les tari Bali di Gelanggang Generasi Muda (Gelanggang Remaja).

Di lingkungan rumah, akhirnya Mama mengajak anak-anak satu gang latihan sepatu roda. Akhirnya saya bisa kenal teman-teman satu RW waktu itu.

Setelah SMP, kegiatan-kegiatan itu menjadi ekstra kurikuler di sekolah. Saya mengikuti seni tari Sunda dan seni suara.

Masih saya ingat, Nenek almarhum paling suka melihat saya menari diiringi gending dari kaset Ibu Yeti Mamat.

****

Menginjak SMA, saya lebih sering lagi diminta Ibu guru menerangkan di depan kelas. Saya begitu lancar menerangkan pelajaran Bahasa Indonesia, sejarah dan agama. 

Setelah kuliah kegiatan mengajar tak lepas dari keseharian saya. Membimbing anak tetangga yang bertanya tentang PR-nya. Juga mengajari mereka membaca Al-Qur'an.

Kini setelah menikah dan punya anak dua-yang satu sudah remaja-, masih banyak yang menyangka saya guru. Padahal lama sekali saya tidak mengajar secara langsung.

Saat berbelanja ke pasar, saat ada patroli pemeriksaan SIM dan STNK, hingga saat di kendaraan umum, orang sering bertanya.

"Baru pulang ngajar ya, Mbak?"

"Apa saya kelihatan seperti guru?" biasanya saya balik bertanya.

"Saya ibu rumah tangga, enggak mengajar."

"Mbak bohong. Ngajar di mana, Mbak?"

Nah ini yang bikin saya bingung. Pertanyaannya maksa banget.

"Saya guru untuk anak-anak saya."

"Enggak percaya, Mbak."

Yo wis nek gak percoyo.

****

Setahun lalu saya dipercaya menjadi penanggung jawab kelas-kelas online. Mendampingi mentor menjadi moderator. Hingga kini saya mulai mendapat undangan menjadi pengisi kelas bisnis dan menulis online.

Mungkin Mama dan Papa benar, saya berbakat mengajar.

Masih teringat saat usai sidang skripsi. Tak sadar di belakang begitu banyak teman-teman yang menyaksikan. Biasanya dosen penguji hanya tiga, saat itu saya diuji oleh lima orang dosen. Salah satunya dosen dari STIA LAN-RI Jakarta.

Begitu sidang selesai, saya menengok ke belakang. Saya melihat Papa. Saya tak tahan untuk tidak menangis di pelukan Papa. Menumpahkan rasa lega seolah beban terlepas.

"Kamu berbakat jadi dosen," kata Papa di balik kemudi, saat kami pulang.

****

Kejadian itu lima belas tahun lalu. Tanggal 21 September 1998. Hingga kini walaupun tidak ada gelar formal, berbagi ilmu tetap menjadi keseharian saya. Saya tidak ingin ilmu yang saya dapat mengendap. Saya bagikan lagi sebisa mungkin.

****

Dengan berbagi ilmu, otomatis kita pun belajar kembali. Mengingat dan mengulang.
Siap untuk menjadi pengisi materi seminar online nanti malam.

‪#‎BelajarItuAsyik‬ ‪#‎BelajarBikinAwetMuda‬ ‪#‎MenulisDariHPItuAsyik‬

Rabu, 17 Desember 2014

Mau Sehat? Yuuuk... Donor Darah!

Kemarin saya dua kali ke BCA. Pagi hari setelah antar anak-anak sekolah dan siang hari.
Biasa... transfer. Menyampaikan amanah sahabat-sahabat yang ditipkan pada saya. Rekening saya cuma untuk numpang lewat.

Hari itu karyawan dan karyawati BCA memakai atasan berwarna merah cabai. Tidak sadar, saya pun memakai kaus berwarna sama. Merah, warna penuh semangat. 

Melirik ke sebelah kiri seperti ada pemeriksaan kesehatan gratis. Rupanya hari itu ada beberapa petugas dari PMI Nganjuk.

Setelah urusan selesai, ternyata hujan turun dengan lebatnya. Tak mungkin menembus hujan deras hanya dengan jas hujan. Saya duduk di sofa sambil mengobrol dengan karyawan yang saya kenal. Dia baru saja donor darah.

Saya melempar senyum pada ibu-ibu petugas PMI. Kebetulan saya mengenalnya, karena 1,5 tahun saya rutin berkunjung ke sana. Lima-enam tahun lalu bertemu petugas-petugas PMI itu di baksos kegiatan pengajian yang saya ikuti.

"Bu, boleh saya ikut periksa tensi saja dan timbang badan?" tanya saya pada petugas PMI yang sudah dikenal.

Dua ibu petugas mendekati saya.

"Sudah lama ya, enggak donor?" tanya beliau.

"Iya, Bu. Beberapa kali saya mau donor tidak bisa. Karena tensi saya sedang drop. Mudah-mudahan sekarang bisa," saya berharap.

"Sekarang bisa kalau mau donor. Tensi bawahnya bagus." 

Petugas itu menyebutkan 110 untuk ukuran tensi di atas. Kayaknya 110/80.

Alhamdulillah. Akhirnya bisa donor lagi setelah dua tahun.
Saya merasa sangat sehat kemarin. Berharap tiga bulan kemudian bisa berbagi lagi.
Karena sedekah harta belum tentu saya selalu ada dalam kelonggaran.

Yuk, bagi yang belum donor darah. Cek golongan darah Anda! Pastikan Anda dalam keadaan sehat dan tekanan darah normal. Bagi wanita sedang tidak dalam keadaan anemia (kurang darah), hamil atau berhalangan.

Setetes darah Anda, menyumbang kehidupan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Dengan donor darah, kita akan bertambah sehat karena sel darah lama akan digantikan (regenerasi) dengan sel darah yang baru. Yang suka migren, kata ibu petugas bisa sembuh dengan donor darah.

Lihat, saya tetap tersenyum saat petugas mengambil darah saya. Saya ingin saudara saya pun turut tersenyum. 




Yuk, kunjungi kantor PMI terdekat di kota Anda!

Selasa, 16 Desember 2014

Rahasia Untuk Melesatkan Bisnis

Hai teman-teman, saya punya menejemen waktu untuk merancang kegiatan saya. Karena sudah habit (kebiasaan), kegiatan saya sudah terpola sejak lama.

Time Management For Mompreneur

Tapi sejak ada metrik, saya ingin menularkan pola kebiasaan baik ini pada banyak sahabat. Saya berbisnis secara offline sudah lama, sejak gadis. Dimulai lagi ketika Si Sulung menjelang usia 2 tahun, pada tahun 2003. Namun berjualan offline sering membuat modal tidak dapat berputar, karena konsumen seringkali meminta penangguhan pembayaran (berhutang) atau sistem pembayaran berkala (kredit).





 

Saya termasuk terlambat berbisnis online. Tapi dengan adanya metrik, kini saya bisa merancang omset yang diinginkan.

Saat harga cabai melambung seperti sekarang ini, tetap ada pembelian untuk Sambal Pecel "Mbak Vy" .Alhamdulillah. Karena mereka tahu kualitas rasa dan bahan. Produk saya tanpa bahan pengawet, tanpa MSG dan tanpa bahan pengental. Banyak sahabat sudah pernah mencoba rasanya







Begitu pun dengan Devita Collections tetap order berdatangan. Itu sangat saya syukuri.

Bila tidak ada penjualan bagaimana? Saya gencarkan pemasaran, hingga di hari lain target bisa menggantikan hari sebelumnya.

Undangan untuk mengisi kelas online pun Alhamdulillah berdatangan. Mereka sudah tahu bahwa brand saya adalah penulis dan pebisnis kreatif. Ya brand saya Creative https://www.facebook.com/pages/Mompreneur-and-writerpreneur-work-at-home/742887242423025?ref=ts&fref=ts. Brand ini tidak terbentuk begitu saja. Saya branding diri saya di berbagai sosial media. Memerlukan waktu untuk itu.

Alhamdulillah, semuanya masih dilakukan dengan sederhana dan mandiri. Tapi dengan adanya silaturrahiim (kolaburasi) dengan banyak sahabat, ibu rumah tangga seperti saya, bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak ibu tangga lain. Sejak tahun 2008. Hingga saya pernah meraih Super Mom pada tahun 2010.

Untuk tahun 2015, saya sudah merancang mimpi dan cita-cita. Saya menuliskannya pada dream board 2015 (the must list). Serta mencatat target harian pada dalam satu bulan di metrik pencapaian. Baik untuk aktifitas menulis maupun berbisnis






Begitu banyak mimpi, kerja keras dan kerja cerdas serta berdoa, pasrah pada ketentuan-NYa. Insya Allah, Dia akan memeluk saya beserta mimpi-mimpi saya dengan kasih sayang-Nya.

Devy Nadya Aulina
HP/WA 082131149580 

Senin, 15 Desember 2014

Ingin Awet Muda? Yuk Kita Belajar Sampai Tua!

Bila kebanyakan wanita enggan menjawab bila ditanya usia. Tidak etis katanya.
Saya sendiri sih, tidak jadi masalah ditanya usia. Usia saya 41 tahun lebih 4 bulan.

"Mbak Devy masa sudah empat puluh?" 

"Iya. Memangnya disangka berapa usia saya? Saya ini sudah tua. Tapi semangat enggak mau kalah dengan yang muda."

Ha hai...

Semangat belajar saya menggebu. Walau katanya dunia internet, dunia anak kelahiran 1980-an. Saya tidak mau begitu saja kalah oleh zaman. Ingin jadi ibu-ibu gaul dan enggak gaptek.

Dunia informasi begitu cepat melesat. Tertinggal, kita bak katak di bawah tempurung. Anak-anak sekolah sudah berkembang dari era menulis tangan dengan era komputerisasi. Orang tua perlu mengerti dan faham internet.

Begitu mudahnya informasi berseliweran setiap hari, orang tua pun harus bijak. Menyaring informasi agar yang sampai pada anak-anak kita yang baik saja. Andaikan ada informasi yang tidak seharusnya sampai pada mereka, kita sebagai orang tua harus bisa menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. 

Kini melihat gadis mungil yang beranjak dewasa mahir mengutak-atik internet, itu sesuatu. Saya malah sering belajar darinya. Putri sulung saya bisa bermain gitar secara autodidak. Dia belajar dari youtube.
Rentang usia yang jauh, tak menghalangi saya belajar pada anak. Belajar pada siapa saja yang lebih muda.

Belajar dari buaian sampai tarikan nafas terakhir.
Belajar tak memandang usia. Belajar membuat kita tetap awet muda.

Sabtu, 13 Desember 2014

Creative Mompreneur And Writerpreneur

Berbekal pengalaman menjadi Sales Force selama belasan tahun sejak kuliah, saya melihat masih ada penjual (sales force) yang tidak paham tentang produk (produt knowledge).

Menjual barang tapi kurang mengerti fungsi dan benefit dari produknya. Ini cukup riskan. Karena bagaimana calon konsumen akan tertarik, kalau yang jual saja tidak paham.

Pada era serba online seperti sekarang ini, penguasaan produk dengan mendeskripsikannya dalam bentuk tulisan menjadi suatu keharusan.

Seperti kita tahu, sales marketing menjadi ujung tombak suatu perusahaan. Semakin banyak produk terjual, maka perusahaan akan semakin memberikan kesejahteraan bagi karyawannya. Juga perusahaan akan semakin berkembang.

Perusahaan besar mempunyai budget yang cukup untuk marketing.
Bagaimana dengan kita, ibu rumah tangga yang notabene masuk dalam UKM (Usaha Kecil Menengah)?

Usahakan bisa menguasai pekerjaan di semua lini. Hingga bila saatnya usaha kita berkembang, dapat mendelegasikan tugas bahkan merekrut karyawan. Bukankah tujuan menjadi Mompreneur untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain?

Belajar dan selalu belajar, kalau tidak mau tertinggal. Karena ilmu bisnis itu terus berkembang.


Kesuksesan untuk saya, apabila keluarga saya tetap saya rawat sendiri dan bisnis tetap berjalan. Juga dapat mengajak lebih banyak lagi ibu rumah tangga agar mempunyai penghasilan sendiri.


Selalu Bersyukur, Karunia-Nya Tiada Pernah Terukur

Sabtu pagi ceria. Setiap hari harus ceria.

Semangat sepanjang hari diawali dari dini hari.
Bersyukur dengan nafas yang masih terhirup.
Mata yang masih menyaksikan keindahan matahari pagi.
Rasa syukur akan segala karunia-Nya merupakan harta yang indah.
Bagaimana kalau hati kita digelapkan?
Kita tak dapat melihat karunia karena dibutakan dengan sikap hubud dunia (terlalu cinta dunia).

Mari kita menatap sejenak ke bawah.
Di saat kita masih bernafas secara gratis. Banyak saudara kita yang untuk bernafas saja harus membayar dengan biaya tinggi.
Oksigen yang tak terasa kita hirup, bagi saudara kita dinilai dengan keberadaan sebuah tabung O2. Masya Allah.

Di saat kita menyisakan sedikit nasi di pinggir piring.
Masih ada saudara kita yang bahkan sesuap nasi pun sulit di dapat.

Merasa cukup dengan yang sedikit. Keberkahan tiada tara.
Allah SWT akan mencukupkan dengan Rahmaan dan Rahiim-Nya.
Janji-Nya pasti.

"Barang siapa bertawakal kepada Allah, Dia akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." (QS. Ath-Thalaq: 2-3).

Bersyukur dan selalu bersyukur atas karunia-Nya. Nikmatnya tak akan pernah terukur.

"Barang siapa bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan kutambah. Tapi barang siapa ingkar, maka siksa-Ku teramat pedih."

Subhanallah.

Jangan hanya mengira siksa itu hanya di neraka saja. Ditutupnya mata hati merupakan sebuah siksaan. Di saat Allah menjernihkan jiwa dan hati kita dengan cahaya-Nya. Ada yang tertutup karena hatinya dipenuhi noktah.

Astagfirullahal 'adziim.

Mari obati hati kita sebelum kita kembali untuk pergi. Bersihkan harta kita. Mungkin ada hak saudara kita yang dititipkan-Nya pada kita.

Ada yang merasa disempitkan hatinya. Obati dengan lima perkara.

Obat hati itu lima perkaranya. Yang pertama baca Qur'an dan maknanya. Yang kedua, sholat malam dirikanlah. Yang ketiga berkumpulalah dengan orang holeh. Yang keempat, perbanyaklah berpuasa. Yang kelima, perbanyaklah dzikir malam (sholat lail).

Insya Allah, Dia akan mendengar dan menjawab doa-doa kita.


Senin, 08 Desember 2014

I Like Monday And Everyday.


Senin pagi adalah hari yang sibuk. Sama dengan hari lainnya.
Dengan disiplin waktu yang sudah menjadi kebiasaan. Pagi hari menjadi me time, bukan hal yang mustahil bagi saya.


Sebelum subuh, urusan domestik sudah selesai. Badan sudah rapi dan bersih. Suami dan anak-anak sudah sarapan. Si Bungsu pun sudah saya antar ke sekolah. Tinggal Si Sulung, yang masuk pukul 11.00 WIB. Nanti diantarkan sekalian jemput Si Bungsu.

Saya terbiasa bekerja dan menulis dengan suasana yang sunyi. Rasanya ide-ide berhamburan ingin segera dituliskan.

Merapikan to do list dalam agenda harian. Juga merancang kegiatan harian untuk tahun 2015 dalam Action Plan Book. Agenda harian dengan warna soft blue (biru lembut). Mudah dan ringan dibawa dalam tas bila bepergian. Pinsil memudahkan pencatatan dan bisa dihapus apabila ada kekeliruan.









Merapikan Business Plan Devita Collections dan Sambal Pecel "Mbak Vy"



Manusia punya rencana, Tuhan jualah yang menentukan. Ikhtiar dan berusaha dengan bekerja yang jujur merupakan kewajiban. Pasrah dan ikhlas akan ketentuan Allah SWT. Insya Allah, saya yakin Allah SWT akan memeluk mimpi-mimpi saya dengan kasih sayang-Nya.

Devy Nadya Aulina
WA 089680289255
BBM 7449EC4F

‪#‎Creative‬ Mompreneur and writerpreneur (work at home)
#‎ActionPlanSuccess‬

Jumat, 21 November 2014

Rapi Menejemen Keuangan Kunci Sukses Mompreneur


Saya belajar rapi soal menejemen keuangan sejak kecil.
Saya menduplikasi dari Mama. Mama mencatat setiap pengeluaran sekecil apa pun.
Hemmm... terkesan ribet dan pelit? Masa seratus perak diacatat juga?


Hai hai...
Jangan salah. Semua pencatatan keuangan yang detail sangat bermanfaat ketika saya terjun di masyarakat.

Sejak gadis saya sudah terbiasa menjadi bendahara. Baik di Karang Taruna, kegiatan KAMUSH (Keluarga Muslim Al-Hidayah) di FSLDK (Forum Silaturahmi Dakwah Kampus), bendahara kelas di kampus, hingga organisasi yang saya ikuti. Saya sudah tujuh tahun menjadi bendahara di organisasi istri pegawai.

Apakah dengan menjadi bendahara lalu saya seenaknya memakai uang? Oh, sama sekali tidak.
Dengan pencatatan yang rapi dan memisahkan keuangan sesuai peruntukkannnya, saya disiplin pada pos masing-masing. Saya tidak mencampur keuangan pribadi dengan keuangan bisnis dan organisasi atau komunitas.

Jadi bila saya tidak punya uang, memang tidak punya secara pribadi.
Dengan menejemen keuangan yang teratur, kita tidak akan tertarik memakai uang yang bukan hak kita. Perkembangan modal, laba-rugi dari usaha yang dijalankan pun bisa dipantau.

Mungkin dari situ saya sering dipercaya memegang keuangan organisasi dan komunitas.

Sahabatku para Bunda...
Mau bisnis rumahan Anda berkembang?
Mulai sekarang rapikan menejemen keuangan Anda.
Belum terlambat untuk memulai.
Bisa dimulai dari sekarang.


Salam sukses Mompreneur.

Devy Nadya Aulina
Crative Mompreneur and writerpreneur (work at home)


‪#‎TipsBisnis‬ ‪#‎BisnisRumahanBundaVY‬

Rabu, 19 November 2014

BBM Naik? Tingkatkan Perekonomian Di Tingkat Rumah Tangga!

BBM Naik? Tingkatkan perekonomian di tingkat rumah tangga!

Saya berdiskusi tentang kenaikan harga BBM dengan suami. Beliau setuju dengan dinaikkannya harga BBM. Menurutnya mobil-mobil mewah tidak layak dapat subsidi BBM. Lalu ketika saya bertanya, harga kebutuhan pokok dan dapur ikut naik. Cabe merah jadi seratus ribu rupiah per kilo gram.

"Cabe merah harganya sudah di atas sembilan puluh ribu sebelum BBM naik, Neng," ujarnya.
Untuk urusan cabe merah, setiap tahun harganya berfluktuasi. Itu kan sudah biasa. Tahun kemarin pun sempat di atas delapan puluh ribu rupiah. Nanti juga turun lagi. Tempo hari pernah kisaran harga Rp30.000,00-50.000,00. Kami tidak bermasalah dengan konsumsi cabe merah dan cabe rawit.. Karena kami pun jarang mengonsumsinya.

Hanya saja mungkin lebih berpengaruh terhadap harga jual Sambal Pecel "Mbak Vy". Karena sambal pecel ini tanpa pengawet, tidak dibuat ketika cabe merah harganya masih normal.

Harga kebutuhan pokok yang melonjak dan berfluktuasi sudah sering saya alami. Mungkin orang lain akan mengalami sedikit guncangan, tapi kami menyikapinya biasa. Kami yang biasa hidup sederhana tidak terlalu berpengaruh. Tidak usah keluar rumah dengan sepeda motor kalau tidak terlalu perlu. Putri sulung kami pun sejak kelas tiga SD sudah biasa membawa sepeda mini ke sekolah.

Yang tetap saya syukuri, dalam kondisi seperti sekarang ini, saya masih bisa mendapatkan penghasilan dari bisnis rumahan. Dari menulis dan berbisnis. Masih bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Ibu rumah tangga khususnya.

Ibu rumah tangga sebagai pendongkrak ekonomi rakyat jangan diragukan lagi. Ketika perekonomian negara ini terpuruk di tahun 1998 karena kerusuhan, UKM bangkit. Ternyata UKM-UKM ini digerakkan oleh ibu rumah tangga. Dasyat.

Bukan saatnya mengurangi kebutuhan sekarang ini. Karena kebutuhan primer itu sangat mendasar. Tapi bagaimana caranya menambah pemasukkan itu yang harus dipikirkan. Pangan itu penting untuk kelangsungan hidup kita. Tapi adabahan pangan yang bisa disubstitusi atau digantikan. Daging dan ayam, gantikan dengan telur dan ikan. Ikan lebih sehat daripada daging. Kandungan omega 3 nya bagus untuk perkembangan otak anak-anak.

Namun sandang, tidak perlu kita membelinya setiap bulan, kan? Papan, rumah sebagai tempat berteduh sama pentingnya dengan makanan. Kita bisa menabung untuk keperluan itu semampu kita. Bila masih menumpang pada anggota keluarga lain, syukuri saja keadaan itu. Masih banyak saudara-saudara kita yang tak memiliki tempat berteduh.

Bersyukur saya menjadi mompreneur. Karena kondisi ini sudah saya siapkan sejak gadis. Saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sendiri dari rumah. Tetap bisa melayani kebutuhan suami dan anak-anak serta melihat tumbuh kembangnya. Lebih bersyukur lagi, karena sejak 2008 saya berhasil mengajak ibu-ibu rumah tangga menjadi mompreneur juga. Kini mereka telah menikmati hasilnya.

Kesuksesan bagi saya bukan untuk diri sendiri. Tapi apabila keluarga saya tetap menjadi prioritas dan masyarakat sekitar dapat pula merasakannya.

Devy Nadya Aulina,
Creative Mompreneur and writerpreneur (work at home)

Selasa, 11 November 2014

Makna Sahabat

Subhanallah.

Allah SWT tak pernah tidur. Dia begitu mencintai saya.
Di tengah banyak ujian dan cobaan selama ini. Allah telah membuka mata saya. Dia memperlihatkan siapa sahabat saya sebenarnya.


Sahabat yang menemani kala saya menangis dan berduka.
Bukan yang ada karena ingin saya ada.

Bersyukur tak pernah henti. Belajar untuk lebih menata hati.
Belajar lebih ikhlas dalam berbagi. Sejatinya semua titipan Illahi.


"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sungguh, bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyiroh)

Allah memberikan cobaan sepaket dengan solusinya.

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia yang lain." 

Semoga Allah Maha Rahmaan dan Maha Rahiim memudahkan hamba-Nya dalam jalan-Nya. Meluruskan bila menyimpang dari jalan-Nya.

Hanya sahabat yang saling mencintai karena Allah lah, yang saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran.


Minggu, 09 November 2014

Cara Mencari File Dan Mengarsipkan Tulisan Penting Di Facebook

Seringkali kita kesulitan mencari arsip tulisan penting pada Facebook.
Karena banyaknya postingan status pada wall/dinding. Baik pada wall pribadi, maupun grup yang kita ikuti. Akhirnya tulisan yang dibutuhkan tenggelam.

Saya beri tip, bagaimana agar dengan mudah mencari atau mengarsipan tulisan penting.

1. Mencari arsip tulisan penting di grup FB
Di pojok kanan grup FB, di bawah foto grup, ada kolom kecil dengan gambar kaca pembesar.
Di situ tertulis: Cari di grup ini.
Ketikkan kata kunci yang kita butuhkan. Misal ketik: Devy Nadya Aulina. Maka semua arsip tentang saya akan le luar semua.
Kalau mau lebih spesifik, ketik EYD. Akan ke luar semua arsip tulisan yang ada kaitannya dengan EYD.

2. Agar tulisan kita di grup FB terarsipkan
Tulisan penting, hendaknya diposting di file dokumen. Ini akan memudahkan kita mencarinya

3. Catatan, sebagai tempat arsip tulisan pribadi di Facebook
Kita bisa menulis sesuatu yang penting di catatan Facebook bukan di wall atau kronologis FB.
Ini akan lebih mudah untuk mencarinya.

Semoga tulisan saya yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Jumat, 07 November 2014

Creative Mompreneur And Writerpreneur

Dalam kegiatan silaturrahiim pada suatu komunitas biasanya saya berbagi.

Berbagi tentang apa saja yang saya pahami.

Dalam kesempatan pertemuan komunitas bisnis, biasanya saya membawa Sambal Pecel "Mbak Vy". Juga dalam kesempatan reuni. Baik reuni keluarga maupun reuni sekolah.


Dengan memperkenalkan produk kita pada pertemuan yang ramai. Insya Allah peluang terjadinya penjualan akan semakin besar. Apabila peluang itu baru kita mulai, maka akan membuka pasar/market bagi produk kita.


Dalam kesempatan lain, komunitas parenting misalnya. Saya akan membawa metrik. Tujuan saya mengenalkan bagaima metrik sebagai sebuah alat bantu, dapat mengubah life style lama ke life style baru. Mewujudkan mimpi atau cita-cita sesuai target secara konsisten sesuai komitmen.


Sabtu, 2 November 2014 lalu kegiatan parenting adalah membahas hasil bedah buku. "Tiga Balita Penghafal Qur'an Mengguncang Dunia."

Pertemuan ini kemudian saya isi tentang penggunaan metrik untuk target menghafal Al-Qur'an. Antusias sekali kami para ibu itu menyimak. Bahkan Ukhtii yang memberikan materi bedah buku membawa serta balitanya.


Kemudian saya terangkan juga, metrik bisa diterapkan pada setiap kegiatan yang membutuhkan target pencapaian.
Metrik bisa dipakai oleh penulis, pebisnis, guru, penggiat bisnis MLM atau direct selling.


Saya memakai metrik untuk target menulis, berbisnis Sambal Pecel "Mbak Vy" dan target tilawah ODOJ (One Day One Juz). Bahkan Reza, putra bungsu kami meminta metrik. Saya berikan untuk target menabung harian.


Alhamdulillah, dengan menggunakan metrik, dua hobi saya semakin terasah menjadi profesi. Hobi menulis dan berbisnis. 
 
Yes, I am Creative Mompreneur and Writerpreneur

Menyusun Kepingan Dalam Puzzle Mimpi

Dua pecinta bahasa dan EYD bertemu. Kalau tidak membahas buku, outline, penerbitan apalagi kalau bukan Selfi.

Sejak Juni 2013 saya miliki buku "PUZZLE MIMPI". Beberapa kali kami betemu. Tapi tanda tangan penulisnya baru saya dapatkan pada 24 Oktober 2014. Saat Mbak Anna Farida mengujungi rumah orang tua saya di Bandung.

Buku Puzzle Mimpi, mengisahkan kisah seorang Indari Mastuti dengan mimpi dan cita-citanya. Kini mimpi-mimpi Indari terwujud satu persatu. Itu karena kekuatan doa, mimpi dan kerja keras.
Ada sebuah rahasia yang Indari jadikan untuk menyimpan mimpinya. Sebuah lemari.

Ah... dalam buku ini seakan ada serpihan mimpi yang sama, Cita-cita yang sama. Kisah mengharu biru yang tak rugi bila Anda miliki.

Anda sudah punya?

Selasa, 21 Oktober 2014

ASYIKNYA KURIKULUM 2013

Yaa Allah... kurikulum 2013 yang begitu berat, membuat putri sulungku menangis.

"Koq angel men to Yah..."

Pelajaran kimia sudah diberikan untuk kelas VII. Dulu diberikan saat saya duduk di bangku kelas 1 SMA.
Herannya nilai UTS-nya bagus semua. Anak-anak kami tidak ada yang les. untuk matematika dan IPA, ayahnya yang membimbing. Untuk pelajaran bahasa Indonesia, IPS dan agama bagian Bunda.

Jangankan untuk pelajaran tingkat SMP, untuk anak SD pun termasuk berat. Kalau orang tua tidak turut mendampingi anak belajar, saya tidak tahu jadinya seperti apa.

Jauh berbeda dengan kurikulum zaman saya SD, tahun 1980-1986, kurikulum disesuaikan dengan penalaran anak dan usia. Tidak heran, saya dan banyak teman-teman seusia bisa belajar sendiri dengan hasil yang baik. Waktu untuk bermain pun masih banyak.

Lain lagi pengalaman dari Utami Panca Dewi, penulis dan seorang guru SMP. Berikut ulasannya ketika saya membahasnya di status FB, Senin malam, 20 Oktober 2014.

"Aku mengajar kelas 7 Mbak, dan waktu mengajarkan kimia (asam, basa, garam), anak-anak tak ajak bermain-main dengan bahan-bahan yang ada di dapur Mama. Justru mereka sangat antusias, baik yang percobaan dengan lakmus maupun yang dengan indikator buatan sendiri, Intinya dari K-13 itu sebetulnya biar anak menemukan konsep sendiri kok Mbak. Jadi guru hanya menggiring siswa untuk mengamati lingkungan, menemukan permasalahan, mengumpulkan data untuk memecahkan permasalahan, mengolah data, menyimpulkan sendiri, dan mengomunikasikan dengan teman satu kelas dalam suatu diskusi. Tugas guru hanya menguatkan kesimpulan mereka. Namun tugas guru saat penilaian juga berat, karena setiap anak tidak hanya dinilai kognitifnya, tapi juga attitud (sikap) dan psikomotornya (ketrampilannya)."

Mbak Ade Mumun Maemunah yang akrab disapa Adhe Mae, menimpali Mbak Utami,

"Semua kembali pada cara guru menyampaikannya, kalo seperti yang dilakukan mba Utami Panca Dewi, saya rasa tidak akan membebani anak2, seperti saya di PAUD pelajaran kimia/sains dikemas dalam permainan dan tidak perlu dijelaskan secara detil, dengan bahasa dan kemampuan bahasa anak2 saja, disesuaikan dengan usia anak."

Sementara penulis senior Nurhayati Pujiastuti yang rajin membimbing kedua anaknya belajar, belum merasakannya. Putra sulungnya sejauh ini belum mengeluh soal pelajaran itu. Menurut Nur, mungkin faktor guru yang menyampaikannya.

Yang membuat berat, guru yang mengajar belum siap semua. Alhamdulillah, suami dulu selalu juara kelas sejak SD hingga kuliah. Untuk matematika dan statistika menjadi andalan di kantornya. Juga pernah mengajar matematika. Jadi anak-anak dibimbing ayahnya. Intan, putri sulung saya pernah mengatakan, 'Bunda dan Ayah lebih pintar dari gurunya'. He he...

Saya sering diskusi dengan guru Reza waktu kelas satu, tahun ajaran yang lalu. Guru-guru hanya mengikuti sistem yang berlaku. Entahlah, pemerintahan yang baru sudah terbentuk. Apakah sistem pendidikan dan kurikulum akan berubah lagi? Menurut Aliyah Naura, dari wacana hasil rapat, kurikulum 2013 akan segera digantikan dengan kurikulum 2014.

Malah diskusi kami semalam semakin hangat. Kami beernostalgia bagaimana asyiknya kurikulum ketika kami SD dan SMP dulu. Buku-buku pelajaran masih bisa dipakai adik-adik, bahkan famili yang lain. Waktu bermain setelah pulang sekolah dan sore hari pun masih banyak. Menyenangkan.

Berbeda dengan saat ini. Anak-anak dijejali mata pelajaran yang kadang guru pun belum menguasai. Miris.

Saya sebagai orang tua hanya dapat menilai sebetulnya pemerintah, dalam hal ini ini Diknas belum siap dengan kurikulum 2013. Terbukti sampai bulan Agustus 2014 buku paket belum dibagikan di sekolah. Hingga Si Sulung harus membeli lagi. Lain halnya Si Bungsu yang duduk di kelas 2 SD, buku pelajaran saat itu belum ada di toko buku. Akhirnya kami harus print out materi dari internet. Alhamdulillah, komputer kami dilengkapi jaringan internet dan printer. Bagaimana dengan mereka yang orang tuanya masih gaptek atau yang tinggal di pelosok? Mereka jauh dari akses internet, karena taraf kehidupan mereka pun rendah (maaf, miskin).

Anak-anakku, sabar ya...

Senin, 13 Oktober 2014

Tanaman Sebagai Cenderamata

Pada bulan Dzulhijah seperti saat ini, undangan resepsi pernikahan biasanya sangat banyak. Bahkan dalam satu hari kami bisa menerima beberapa undangan. Kalau waktunya bersamaan apalagi tempatnya berjauhan, dipastikan kami hanya menitip 'buwuhan'. Istilah lokal untuk menyebut tanda kasih sayang pada pihak pengundang.

Sudah biasa juga kalau di Nganjuk, bila undangan pulang diberi satu kotak kue. Jarang ada yang memberi cenderamata berupa hiasan.
Tapi kemarin, saat saya diajak suami menghadiri undangan resepsi/walimahan pernikahan relasi kerjanya, saya suka sekali. Saat masuk dan menyalami pagar ayu, di meja tamu tersedia sovenir beberapa pot tanaman hias.
Waaah... ini untuk saya surprise sekali.

Saya melirik, cenderamata itu banyak berupa tanaman puring dengan beberapa jenis. Hemmm... kalau boleh dikasih sepuluh, enggak bakalan nolak deh.

Saat hendak pulang, saya tersenyum pada pagar ayu. Dia pun menyapa, "Ada titipan, Bu?"

"Oh enggak ada, Mbak. Apa bisa dapat dua?"

Dia tersenyum dan menyerahkan tas kertas berisi satu pot puring keriting.

Saya bertanya, "Yang itu tanaman apa, Mbak?

"Maaf, Bu. Saya kurang tahu tentang tanaman. Apa mau ditukar?" Pagar Ayu itu balik bertanya.

Reza yang ikut bersama kami melirik dan berkata, "Bunda, aku ingin yang ini."


Seraya menunjuk pot berisi tanaman hijau. Walaupun tak tahu nama tanaman itu, tapi saya tahu tanaman itu berbunga putih.

Akhirnya puring keriting berganti tanaman berdaun hijau kecil-kecil.Kami pun pulang.
Seandainya setiap cenderamata memberikan satu pot tanaman, akan tampak sedikit hijau pekarangan.

"Kan enggak setiap orang suka tanaman seperti kamu, Neng," kata suami.

Kami pun pulang dengan membawa tanaman hias yang belum saya punya. Kembali menembus siang yang panas menyengat.

#MenulisDariHP


Kamis, 09 Oktober 2014

MEMBUAT KORNET DAGING SAPI SENDIRI

Kornet Daging Sapi:

Saya dapat resep ini dari Mama tersayang. Boleh dicoba.

Bahan:
* 1 kg daging sapi yang bagus
* 1 sdm sendawa (Kalium Nitrat atau KNO3). Bisa beli di apotik
* Blue Band untuk menumis


Cara Membuat:
1. Daging sapi utuh tanpa dicuci ditusuk-tusuk dengan garpu. Atau bisa menggunakan alat untuk menusuk-nusuk daging.
Secukupnya saja, jangan terlalu lama.
2. Lumuri daging dengan sendawa yang sudah halus, sampai merata. Masukkan dalam wadah/panci tertutup. Diamkan satu malam. Bisa dalam lemari es (bukan freezer) atau suhu ruang.
3. Keesokan harinya, keluarkan daging dan cuci sampai bersih dan tidak ada darahnya. Tiriskan.
4. Tumis bumbu dengan blue band sampai 3/4 matang.
5. Masukkan daging, beri air secukupnya. Rebus sampai matang dan empuk.
6. Bubuhi vetsin, merica bubuk. Tidak perlu diberi garam, karena sendawa sudah mengandung garam.

Bumbu kornet:
* 1 buah cabe merah, buang bijinya dan iris halus.
* Tomat buah yang matang 4 buah, iris jangan terlalu halus
* Bawang merah 1 ons atau bawang bombay 2 buah ukuran sedang.
* Merica bubuk
* Penyedap (bisa tidak pakai)

Hidangkan kornet setelah dipotong sesuai selera.

 
 

Agar Pohon Mangga Berbunga dan Berbuah Lebat


Cara menguliti batang pohon mangga agar merangsang pembungaan. Bukan mitos, tapi sudah terbukti.

Jangan lupa kurangi daun dan ranting yang tua.

Bisa diterapkan pada pohon buah-buahan yang lain.


Minggu, 05 Oktober 2014

Resep Olahan Daging Kambing & Sapi Ala Mama

OLAHAN DAGING KAMBING

Sate Kambing
1. Potong-potong daging kambing, jangan dicuci. Lumuri parutan nanas sedikit saja.
2. Bumbu:
    Haluskan bawang merah, bawang putih, asam jawa, gula merah. Aduk daging yang sudah dilumuri parutan nanas tadi hingga kalis.
3. Biarkan sebentar, lalu tusuk dengan tusukkan sate.
4. Bakar di atas bara api dari arang sampai matang.
5. Sajikan sate dengan saus Sambal Pecel "Mbak Vy" rasa pedas manis atau tidak pedas.

Saus Sate:
Sambal Pecel "Mbak Vy" larutkan dengan air dengan kekentalan yang diinginkan. Tambahkan irisan bawang merah, perasan jeruk limau dan kecap manis.



Gule Kambing:
1. Daging kambing jangan dicuci. Potog-potong, lumuri dengan seiris buah timun atau nanas dan perasan air jeruk nipis. Diamkan sebentar.
2. Didihkan air dalam panci. Masukkan daging kambing masak sampai setengah matang.
3. Ketika air dalam panci kotor, ambil dagingnya. Buang airnya. Didihkan air yang baru.
4. Tumis bumbu gulai sampai harum. Masukkan serai, daun salam, daun jeruk daun kunyit. Masukkan bumbu dalam air mendidih. Kemudian masukkan daging dan santan. Masak sampai matang.
5. Hidangkan gulai kambing dengan acar timun dan taburan bawang goreng.

Kornet Daging Sapi:

Saya dapat resep ini dari Mama tersayang. Boleh dicoba.

Bahan:
* 1 kg daging sapi yang bagus
* 1 sdm sendawa (Kalium Nitrat atau KNO3). Bisa beli di apotik
* Blue Band untuk menumis


Cara Membuat:
1. Daging sapi utuh tanpa dicuci ditusuk-tusuk dengan garpu. Atau bisa menggunakan alat untuk menusuk-nusuk daging.
Secukupnya saja, jangan terlalu lama.
2. Lumuri daging dengan sendawa yang sudah halus, sampai merata. Masukkan dalam wadah/panci tertutup. Diamkan satu malam. Bisa dalam lemari es (bukan freezer) atau suhu ruang.
3. Keesokan harinya, keluarkan daging dan cuci sampai bersih dan tidak ada darahnya. Tiriskan.
4. Tumis bumbu dengan blue band sampai 3/4 matang.
5. Masukkan daging, beri air secukupnya. Rebus sampai matang dan empuk.
6. Bubuhi vetsin, merica bubuk. Tidak perlu diberi garam, karena sendawa sudah mengandung garam.
Bumbu kornet:
* 1 buah cabe merah, buang bijinya dan iris halus.
* Tomat buah yang matang 4 buah, iris jangan terlalu halus
* Bawang merah 1 ons atau bawang bombay 2 buah ukuran sedang.
* Merica bubuk
* Penyedap (bisa tidak pakai)
Hidangkan kornet setelah dipotong sesuai selera.

Selamat Iedul Adha 1435 H.
Taqobballahu minna wa minkum. Taqobbal yaa Kariim.

Kamis, 18 September 2014

Time Management For Mompreneur and Writerpreneur

"Teh, bagaimana cara Teh Devy mengatur waktu antara kesibukan sebagai ibu rumah tangga, berbisnis dan menulis?"

Sering ada pertanyaan seperti itu dari sahabat-sahabat saya. Baik melalui inbox atau pun secara langsung.

Setiap orang mempunyai cara sendiri untuk mengatur waktu dan aktifitasnya. Yang pasti, Tuhan telah memberikan waktu yang sama kepada hamba-Nya. Yaitu 24 jam sehari-semalam.

Saya ibu rumah tangga tanpa pembantu rumah tangga, atau istilah kerennya asisten rumah tangga. Tidak ada anggota keluarga lain yang ikut bersama kami. Jadi otomatis, kami harus berbagi tugas di dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Alhamdulillah, saya masih bisa mengantar dan menjemput anak sekolah, mencuci baju dan piring, membersihkan rumah, menyapu kebun, berolah raga, menulis, berbisnis dan bersosialisasi seperti orang lain.

Karena suami saya bekerja di luar rumah (suami saya PNS). Maka saya yang bekerja di rumah. Sesuai dengan cita-cita saya untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi saya sendiri. Syukur-syukur bisa juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Jadwal kegitan, saya mulai dini hari. Saya sudah terbiasa bangun jauh sebelum subuh. Pukul 03.00 WIB saya sudah bangun. Ada hak Tuhan saya dalam waktu ini. Setelah itu saya turun ke dapur, mencuci piring, mencuci baju dan memasak nasi serta menyiapkan sarapan.

Menjelang Subuh, urusan cuci mencuci sudah selesai, sarapan untuk suami dan anak-anak juga sudah siap. Saya dan suami biasa sholat subuh berjamaah di masjid sebelah rumah. Masih banyak waktu, saya biasanya bersepeda, sekalian berbelanja ke warung. Saya sengaja mengambil jalan memutar bila bersepeda. Mencari udara pagi yang masih sejuk dan segar. Setelah itu saya siap mengantar anak-anak ke sekolah.

Saat saya sakit atau sedang repot, suami banyak membantu saya. Beliau mau membantu mencuci piring, mencuci baju (memakai mesin) dan mengantar-jemput anak-anak. Kecuali masak, beliau tidak bisa. Si Sulung pun sudah bisa membantu kami, menyapu rumah dan menjaga adiknya bila kami tidak ada di rumah.

Saya sangat suka berkebun. Kesempatan ini saya ambil setelah mengantar anak-anak sekolah atau sore hari. Di sini biasanya tiga aktifitas bisa saya kerjakan sekaligus. Berkebun, memotret (walau masih amatiran) dan menulis.

Menulis sambil berkebun dan memotret? Apa bisa?

Alhamdulillah, bisa. Karena itu yang saya lakukan selama ini. Saya menuliskan ide-ide yang berlompatan. Walaupun itu masih berupa konsep.

Pagi hari seperti ini banyak waktu saya untuk menulis, sambil berbisnis dan bersilaturrahiim dengan sahabat. Karena kalau siang hingga malam hari, komputer dipakai oleh anak-anak atau suami.

Lalu bagaimana kalau ada tugas menulis atau kelas online di waktu-waktu itu? Saya tidak galau. Karena saya terbiasa menulis dan berbisnis menggunakan HP. Sejak HP yang hanya bisa untuk sms dan telepon saja. Enaknya menulis dan berbisnis menggunakan HP, saya tidak terpaku harus duduk terus-menerus. Bisa sambil mengerjakan aktifitas lainnya. Bahkan kalau lelah, saya biasa menulis sambil tiduran.

Jadwal kegitan menulis dan berbisnis saya makin tertata setelah ada metrik penulisan. Saya menamakan metrik ini: METRIK FOR ALL MY ACTIVITY. 




Penggunaan metrik ini telah melalui riset selama satu tahun pada Sekolah Perempuan. Yaitu sebuah komunitas ibu-ibu yang ingin menjadi penulis dan menghasilkan buku solo karyanya.

Jadi intinya, memenejemen waktu bagi seorang Mompreneur itu bagaimana kita sendiri menentukan skala prioritas. Dahulukan yang paling penting, penting hingga kurang penting.

Siap berkarya Mompreneur? Insya Allah. Pasti bisa!

Pemesanan metrik bisa melalui saya. Silakan langsung ke link ini:

https://bit.ly/3UAAYHI




Selasa, 16 September 2014

PEREMPUAN DAN KOMUNITAS


Saat membaca status seorang sahabat baru di jejaring sosial yang saya ikuti, saya tertegun. Begitu pesimisnya dia sebagai perempuan
"Saya hanya seorang perempuan. Apa yang bisa saya lakukan?'
Perempuan adalah makhluk Tuhan dengan multi talenta. Dia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Memasak, mencuci, mengasuh anak dan aktifitas rumah tangga lainnya dalam waktu bersamaan. 
Self esteem. Kebutuhan akan penghargaan terhadap dirinya, kebutuhan akan eksistensi. Laki-laki dan perempuan tak luput dari kebutuhan akan penghargaan. Lalu apa yang bisa perempuan lakukan agar kebutuhan self esteem ini dapat terpenuhi?
Yang pertama, kenali diri sendiri. Dengan mengenali yang kita sukai, potensi yang ada pada diri kita, kita akan tahu yang sebenarnya kita butuhkan dan dapat kita lakukan. Misalnya suka menulis, memasak, membuat kerajinan, merawat tanaman dan lain-lain. Dengan mengenali kesukaan kita dan memupuknya agar bisa berkembang, kita bisa mengenali potensi yang ada dalam diri kita.
Yang kedua, bergabung dengan komunitas yang sama dengan hobi atau potensi kita. Dengan bergabung dengan suatu komunitas kita dapat menimba banyak ilmu dan pengalaman serta berbagi. Di dalam komunitas kita akan saling menguatkan. Misalnya hobi menulis bergabunglah dengan komunitas menulis, suka memasak bergabunglah dengan komunitas memasak, kuliner, suka membuat kerajinan tangan bergabunglah dengan komunitas craft, suka bertanam bergabunglah dengan komunitas pecinta tanaman. Dan masih banyak lagi komunitas yang sesuai dengan minat masing-masing.   
Yang lebih istimewa, perempuan dapat dapat melakukan itu semua dari rumah, tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga. Bila ditekuni akan menambah perekonomian keluarga.

Nganjuk, 24 Desember 2013.


Catatan: Ini naskah asli yang saya kirimkan ke redaksi Jawa Pos. Dimuat di rubrik Gagasan Jawa Pos pada hari Jumat, 27 Desember 2013.


 

Minggu, 31 Agustus 2014

Kiat Atasi Writer's Block (ala saya)



Siapa yang tidak kesal bila dead line sudah di depan mata, tapi ide yang ingin kita tuliskan seolah terbang melayang entah ke mana. Suntuk, mau meneruskan menulis, bingung mau menulis apa. Bengong saja di depan komputer, malah tidak produktif dan waktu terbuang sia-sia.

Saya ada kiat-kiat untuk hadapi writer's block. Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengatasi kebuntuan ide ini.

Apa yang saya lakukan saat writer's block atau mengalami kebuntuan ide?

Me time.
Saat saya lelah rasanya ide-ide yang ingin saya tuliskan terbang melayang entah ke mana. Biasanya saya akan membaca atau mengerjakan sesuatu yang saya sukai. Biasanya writer's block karena kita kurang bahan bacaan atau referensi. Biasanya dari membaca saya dapat ide yang lain.

Menulis dari telepon genggam.
Saya biasanya mengalami kebuntuan kalau langsung menulis dari komputer. Tapi kalau menulis dari HP jadul (bukan smart phone), saya bisa menulis apa saja. Kadang tanpa berhenti. Sampai HP saya lepas key pad-nya dan akhirnya minta pensiun karena sudah tidak bisa dipakai lagi. Dengan menulis dari telepon genggam,  saya bisa menulis sambil membaca buku dan tiduran. Nah membaca sambil tiduran ini jangan ditiru ya. Padahal saya melakukannya sejak kecil. Tapi Alhamdulillah mata saya tetap awet sehat tanpa alat bantu untuk membaca.

Memotret.
Saya suka memotret walaupun amatiran dan hanya dari telepon genggam. Kumpulan foto-foto dari HP saya bisa jadi ide tulisan yang sangat banyak. Itu pun kalau tidak malas menulis. He he…

Berkebun.
Nah sambil berkebun saya biasanya pegang HP. Jadi bisa sambil memotret dan menulis.

Tidur.
Daripada bengong di depan komputer, saya mending tidur. Ya iyala... lha wong sudah malam. Setelah tidur dan badan segar kembali, biasanya ide akan bermunculan. Saya siap menuliskannya menjadi rangkaian kata dan kalimat.

Beres-beres rumah.
Nah, ini dia. Ide itu seringkali nakal. Begitu dibutuhkan dia jual mahal. Tapi pas kita lagi pura-pura butuh (cuek), Si Ide berkeliaran di sekeliling kita. Saat saya masak atau mencuci baju, biasanya HP tidak jauh dari saya. Bisa saya simpan di saku atau ditaruh di dekat saya. Sambil mengerjakan urusan domestik dan mendengarkan murottal atau lagu-lagu kesayangan saya.  

Jadi masih galau dengan writer' block? Enggak lah yaw...

Yuk kita menulis lagi..!