Selasa, 20 Januari 2015

Guru Bukan Cita-cita. Tapi...

Menjadi PJ (penanggung jawab) kelas menulis online sejak akhir 2013. Mulai dari pendaftaran, menerima transferan para peserta, membuka dan memandu kelas. Hingga menjadi asisten ketika mentor berhalangan. Semua mengasah kesabaran.

Dari situ kemampuan memandu kelas dunia maya terasah. Ada yang enggak sabaran, sopan, friendly, pasif dan aktif di kelas. Romantika yang selalu membuat rindu.

Memandu kelas online adalah memindahkan kemampuan public speaking ke dalam bahasa tulisan. Bagaimana bahasa tulis dapat dengan mudah dipahami.
Tentu setiap individu mempunyai gaya sendiri. Ada yang serius, ada pula yang ceria menyemarakkan suasana.

Sampai akhirnya saya diamanahi mengisi seminar bisnis online, yang pesertanya sampai 80 orang. Semua karena adanya permintaan. Hingga membuat kelas online sendiri pun karena adanya permintaan.

Berbicara di depan banyak orang (public speaking), bukan hal baru bagi saya. Saya memulainya sejak SD.
Menjadi pembawa acara dan presentasi, pengalaman yang sangat menyenangkan.
Semua menjadi bagian dari belajar-mengajar. Aktifitas yang tidak lepas dari masa kecil saya. Bermain guru-guruan.

"Kakak mah ti bubudak teu resep kana boneka. Resepna guguruan," begitu selalu kata Mama pada sanak-famili.

"Kamu punya bakat jadi dosen, Vy," kata Papa sesaat setelah saya ujian sidang skripsi.

Menjadi guru bukan cita-cita saya. Tetapi aktifitas mengajar sudah saya lakukan sejak dini. Bahkan kini... mungkin juga sampai nanti.

Salah Satu Sesi Public Speaking. Foto: dokumen pribadi

Rabu, 14 Januari 2015

Sambal Goreng Udang ala Bunda Vy

Walaupun saya tidak pandai memasak, saya suka sekali memasak. Saya suka turun ke dapur sejak SD.

Saya harus memasak setiap hari. Setidaknya harus masak nasi. Saya memasak nasi tidak pakai alat moderen. Tetap ditanak seperti biasa. Atau dengan cara ditim, supaya tanak. Karena suami tidak suka ternyata nasi dari magic com.

Udang termasuk lauk hewani favorit saya dan Si Sulung Intan. Saya share resep sederhana udang favorit saya.

Bahan:
500 gram udang ukuran sedang.

Bersihkan kulit dan kepalanya. Cuci bersih. Lumuri sedikit perasan jeruk nipis.


Bumbu halus:
3 buah cabai merah (bisa ditambah kalau kurang pedas)
10 siung bawang merah
3 siung bawang putih
gula merah sesuai selera
garam halus (jangan ikut dihaluskan)
sedikit terasi matang



Bahan lain:
3 lembar daun salam dan 2 batang serai.
Sedikit minyak goreng untuk menumis bumbu halus
1 papan petai, ambil buahnya
1 buah cabai merah. Iris serong



Cara Membuat:
1. Tumis bumbu halus hingga harum bersama daun salam dan serai yang sudah dimemarkan.
2. Masukkan udang. Tambahkan sedikit air matang. Tambahkan cabai merah iris. Masak hingga matang. Jangan terlalu lama, agar udang tidak alot. Matikan api. Taburi garam halus. Aduk rata
3. Ambil udang setengah bagian. Setengah bagian lagi tambahkan petai.



Hemm... yummy. sambal goreng udang buatan Bunda Devy Nadya Aulina siap disajikan. Dimakan denan nasi hangat. Mak nyuuus...

Sambal Goreng Udang ala Bunda Vy

Senin, 12 Januari 2015

Tiga Investasi Jangka Panjang

Allah SWT yang memberi dan mencukupkan rezeki.

Dia yang melapangkan dan menyempitkan rezeki setiap hamba-Nya. Semua merupakan ujian untuk mendekatkan diri pada-Nya.

Bila rezeki hanya dipandang sebagai harta, benda atau finansial, tentu kaum papa tidak termasuk di dalamnya.

Bersyukurlah mereka yang merasa cukup dan selalu bersyukur. Bersyukur dengan nikmat sehat, titipan ilmu bermanfaat, keluarga utuh dengan anak-anak sehat dan saleh serta salehah.

Memandang ke bawah dalam urusan dunia. Memandang ke atas untuk urusan akhirat.
Karena dunia bila dikejar tak akan pernah ada rasa puas. Haus dan dahaga terus-menerus.

Investasi jangka panjang itu bukan investasi finansial.
Hanya ada tiga investasi jangka panjang: Ilmu yang bermanfaat (diamalkan), doa dari anak-anak yang saleh serta amal jariyah.

Cukup tiga itu investasi jangka panjang. Tak akan rugi kita berinvestasi untuk ketiganya.
Semoga kita digolongkan hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Tahu Telur Saus Kacang

Bahan:
*4 buah tahu, potong kubus kecil
*2 butir telur ayam kocok lepas
* 2 sdm tepung terigu
* 50 ml air
* 2 siung bawang putih haluskan
*garam halus
*sedikit merica
*penyedap rasa ayam bila suka
*daun bawang satu batang besar, iris halus.
*Minyak goreng untuk menggoreng tahu telur.

Cara Membuat:
Campur semua bahan. Lalu goreng dalam minyak panas dengan ukuran dua sendok makan hingga kuning keemasan. Hidangkan dengan saus kacang.

Saus kacang:
* Sambal Pecel "Mbak Vy"


 
Sambal Pecel "Mbak Vy". Foto: Koleksi Pribadi


(varian rasa disesuaikan selera)
* Seujung sendok makan bumbu petis udang (bila suka)
* Keduanya larutkan dengan air hangat sesuai kekentalan yang diinginkan

Pelengkap:
*Taburan bawang merah goreng

Catatan:

Tahu telur saus kacang ini bisa disajikan dengan nasi putih hangat atau lontong.


Tahu Telur Saus Kacang. Foto: Koleksi Pribadi

Minggu, 04 Januari 2015

BANDROS

Kuliner masa kecil. Bandros manis dan asin. Kalau masih hangat sama enaknya.
Dulu sering beli saat pulang sekolah atau joging pagi. Saat SD sampai SMP.

Tiga tahun lalu di Nganjuk ada yang jual juga. Pedagangnya orang Sumedang. Berjualan di selatan Pasar Wage-Nganjuk. Pojokan arah ke Ploso. Hanya bandros asin yang dijualnya.

Terakhir saya menikmati bandros saat liburan pulang ke Bandung. Pertengahan tahun 2014.

Ada banyak nama untuk kuliner yang satu ini. Di Bandung dikenal dengan nama bandros.
Di Bekasi-Jawa Barat disebut kue rangin. Ternyata di Cilacap-Jawa Tengah, 'Si Bandros' ini punya nama yang sama, kue rangin. Di Jakarta dinamakan kue pancong.

Bandros asin terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa. Sementara bandros manis berbahan dasar tepung terigu yang diberi sedikit margarine.

Ternyata sekarang di Bandung, kabarnya bandros ini tidak hanya enak dimakan. Tapi bisa dinaiki keliling kota.

Wah apakah bandros yang satu ini sama dengan sepur kelinci di Kota Angin, Nganjuk? 

Bandros. Foto; koleksi pribadi