Minggu, 23 Maret 2014

HARI SABTU BERBURU IDE BERSAMA SI DIA

Si Dia?

Iya.., Ayahnya anak-anak. Di Sabtu pagi, walaupun beberapa jam saja kami biasanya bersepeda motor berdua menikmati kejernihan udara Kota Angin.

Setelah suami mengantarkan anak-anak sekolah, dan saya selesai membereskan rumah, kami berangkat. Tak lupa benda keramat saya bawa. Hand Phone. Hi hi hi...

Kami biasanya menyusuri jalan ke arah selatan dari pusat kota Nganjuk. Melintasi jalan aspal yang mulus dan lebar, dengan pemandangan sawah dan ladang para petani di kanan-kiri.

Sering saya minta suami untuk menghentikan sepeda motornya.

"Mas, sik. Berhenti dulu, pemandangane apik!"

Setelah mengambil beberapa foto dan tak lupa saya minta difoto yang sedang narsis. Biasanya Masku bertanya, "Neng nanti fotonya di-up load di FB kan?"

Duh pertanyaan yang sering membuat saya tersipu karena malu. Kayak enggak tahu aja kalau istrinya senang difoto.






Biasanya saya mengajak suami berkunjung ke objek wisata sejarah dan budaya. Di sekitar kota Nganjuk saja.

Setelah dua minggu lalu, kami mengunjungi Candi Lor dan Museum Dokter Soetomo. Saya ingin sekali memotret Candi Ngetos, di Kecamatan Ngetos. Saya belum pernah ke sana.

Minggu lalu saya menemukan objek foto yang tidak biasa: Cerobong Asap sisa peninggalan pabrik gula yang puing-puingnya sudah tidak ada sejak tahun 1800-an. Menurut suami, bangunan pabrik gula sudah hancur ketika masa perang Indonesia melawan penjajah Belanda.

Di manakah tempatnya? Sssst.., enggak seru ah kalau saya cerita sekarang.

Biasanya menjelang pukul 10.00 WIB, kami bersiap pulang untuk menjemput anak-anak. Setelah saya dipulangkan terlebih dahulu tentunya. Karena sepeda motornya tidak cukup untuk memuat kami berempat.

Sebelumnya kami mengunjungi Pasar Wage, pasar tradisional di pusat kota Nganjuk. Tidak sering kami ke sini. Tapi biasanya kami membeli kue-kue tradisional. Oya yang saya senang, berbelanja di Pasar Wage itu bersih. Tidak becek .








Yang ingin saya bagikan di sini, mencari sumber ide itu tidaklah sulit. Semua ada di sekeliling kita. Yang perlu diasah yaitu kepekaan kita akan keadaan sekitar. Menulislah sesuai minat dan aktifitas kita. Pasti lebih mudah.

Nah.., nantikan cerita saya selanjutnya ya. Selamat berakhir pekan, dan berkumpul bersama keluarga tercinta.

Devy Nadya Aulina
Kota Angin
Sabtu, 22 Maret 2014.

Minggu, 16 Maret 2014

MEMULAI BISNIS DENGAN MODAL NOL?

Mungkin terdengar konyol.

"Hari gene bisnis enggak keluar modal? Mana mungkiiin..."

Tapi itulah yang saya lakukan sebelas tahun lalu. Saya punya tekad dan kemauan. Bermodalkan kepercayaan dan hubungan yang baik, semua itu menjadi mungkin.

Trust salah satu modal bisnis itu. Jadi... tak melulu uang kan, untuk memulai bisnis?!

Salah satu teori ekonomi yang saya pegang: Mengeluarkan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal (sebesar-besarnya). Tentu kejujuran menjadi modal dalam meraih kepercayaan. Dan hal itu tidak diraih dengan sekejap mata.

Dan bisnis itu berfluktuasi (naik dan turun). Ada kalanya mengalami kerugian (bangkrut).

Namun tidak akan pernah kita mengetahui kata sukses, apabila belum pernah merasa rugi.

Jadi, bangkit untuk meraih kesuksesan setelah mengalami kerugian? Kenapa tidak.

Bangunlah 'trust' sejak mengawali bisnis.

Devy Nadya Aulina
16 Februari 2014.
#TipsBisnis