Minggu, 31 Agustus 2014

Kiat Atasi Writer's Block (ala saya)



Siapa yang tidak kesal bila dead line sudah di depan mata, tapi ide yang ingin kita tuliskan seolah terbang melayang entah ke mana. Suntuk, mau meneruskan menulis, bingung mau menulis apa. Bengong saja di depan komputer, malah tidak produktif dan waktu terbuang sia-sia.

Saya ada kiat-kiat untuk hadapi writer's block. Setiap orang punya cara tersendiri untuk mengatasi kebuntuan ide ini.

Apa yang saya lakukan saat writer's block atau mengalami kebuntuan ide?

Me time.
Saat saya lelah rasanya ide-ide yang ingin saya tuliskan terbang melayang entah ke mana. Biasanya saya akan membaca atau mengerjakan sesuatu yang saya sukai. Biasanya writer's block karena kita kurang bahan bacaan atau referensi. Biasanya dari membaca saya dapat ide yang lain.

Menulis dari telepon genggam.
Saya biasanya mengalami kebuntuan kalau langsung menulis dari komputer. Tapi kalau menulis dari HP jadul (bukan smart phone), saya bisa menulis apa saja. Kadang tanpa berhenti. Sampai HP saya lepas key pad-nya dan akhirnya minta pensiun karena sudah tidak bisa dipakai lagi. Dengan menulis dari telepon genggam,  saya bisa menulis sambil membaca buku dan tiduran. Nah membaca sambil tiduran ini jangan ditiru ya. Padahal saya melakukannya sejak kecil. Tapi Alhamdulillah mata saya tetap awet sehat tanpa alat bantu untuk membaca.

Memotret.
Saya suka memotret walaupun amatiran dan hanya dari telepon genggam. Kumpulan foto-foto dari HP saya bisa jadi ide tulisan yang sangat banyak. Itu pun kalau tidak malas menulis. He he…

Berkebun.
Nah sambil berkebun saya biasanya pegang HP. Jadi bisa sambil memotret dan menulis.

Tidur.
Daripada bengong di depan komputer, saya mending tidur. Ya iyala... lha wong sudah malam. Setelah tidur dan badan segar kembali, biasanya ide akan bermunculan. Saya siap menuliskannya menjadi rangkaian kata dan kalimat.

Beres-beres rumah.
Nah, ini dia. Ide itu seringkali nakal. Begitu dibutuhkan dia jual mahal. Tapi pas kita lagi pura-pura butuh (cuek), Si Ide berkeliaran di sekeliling kita. Saat saya masak atau mencuci baju, biasanya HP tidak jauh dari saya. Bisa saya simpan di saku atau ditaruh di dekat saya. Sambil mengerjakan urusan domestik dan mendengarkan murottal atau lagu-lagu kesayangan saya.  

Jadi masih galau dengan writer' block? Enggak lah yaw...

Yuk kita menulis lagi..!






Rabu, 27 Agustus 2014

Muslimah Mompreneur

Intinya sebagai Muslimah Mompreneur harus pandai membagi waktu. Memenejemen waktunya agar seimbang antara perannya sebagai istri, ibu dan Mompreneur.

Untuk memenejemen waktu, saya selalu berpedoman pada QS. Al-Ashr: 1-3. "Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali mereka yang beramal sholeh dan saling nasihat-menasihati dalam kebaikan dan kesabaran."

Setiap orang diberikan waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari-semalam. Dari waktu itu seorang Mompreneur harus bijak untuk dapat mengerjakan pekerjaan domestik sebagai ibu rumah tangga, pebisnis (Mompreneur) dan beribadah sebagai hamba Tuhan.

Bunda Khadijah ra, dapat dijadikan Muslimah Mompreneur sukses sepanjang zaman.