Jumat, 29 Maret 2013

AKU DAN IBU-IBU DOYAN NULIS (IIDN)


    Beberapa bulan bergabung dengan grup IIDN yang keren ini, saya belum bisa aktif mengirimkan tulisan di wall grup. Apalagi kalau tulisan itu harus ditulis melalui blog. Tapi setiap hari saya aktif mengikuti aktifitas sahabat semua di grup ini. Banyak pengetahuan yang saya dapat dapat, terutama motivasi untuk selalu belajar dan ingin maju.
Saya baru bisa aktif mengikuti kelas-kelas yang dibimbing oleh sahabat-sahabat yang memang ahli di didangnya dengan sharing pengalaman melalui kolom komentar. Bersama Mbak Lita Alifah dengan kelas blog-nya walau dengan tertatih saya berusaha mengikutinya (masih acak-acakab blog saya Mbak Lita...), kelas EYD bersama Mbak Anna Farida yang saya lumayan aktif mengikuti kelas dengan grup CN-nya beberapa waktu lalu, Mbak Dewi Laily Purnamasari dengan sharing desain rumah impian (salah satu kelas favorit saya), Bunda Noor Ruly Abyz Wigati saya bisa sharing di kelas parenting, ngintip kelas kreatif-nya Neng Roza Rianita Nursetia, terkadang pula ngintip kelas masak, ikutan kelas kuis Mbak Nunu El-fasa, walaupun baru sekali-dua kali.
Pokoknya banyak deh...tak ketinggalan juga 'mantengin' status motivasi dari Teh Indari Mastuti dan curnyol-nya Neng Lygia Pecanduhujan yang membuat saya tergelak-gelak dalam hati....) hi hi...gimana gitu... baca status dan komentar-komentarnya yang membuat BT saya melayang).
Salah satu cita-cita yang ingin saya wujudkan ingin membuat buku (walaupun hanya satu, syukur-syukur lebih dari satu dan bisa bermanfaat bagi yang membacanya). Untuk itu saya harus tahu ilmunya dengan mendaftar untuk WP II. Saya tidak bisa mengikuti WP I karena waktu itu ada kegiatan yang tak memungkinkan saya mengikuti WP I.
Suatu saat, saya ingin sekali mecoba ikut lomba menulis yang mengharuskan menggunakan blog. Sementara ini saya belajar menulis dengan media yang ada dengan tetap termotivasi untuk bisa. Saya tidak mau kalah dengan yang muda-muda, yang semangatnya masih bergelora. Faktor usia untuk saya bukan halangan belajar sesuatu yang baru. Insya Allah walau dengan tertatih, saya yakin bisa menulis dengan media apa pun. Dengan bergaul dan berteman dengan teman-teman yang penuh semangat saya optimis BISA.


Move On And Move Up

Kalau saya ditanya, sejak kapan saya suka menulis? saya menjawab sejak SD kelas 2. Berawal dari menulis puisi, walaupun mulai mengirimkan pada media baru kelas 6 SD (1985-1986).

Juga ketika saya ditanya, kapan saya berbisnis? Saya akan menjawab sejak SD, tepatnya kelas 4 (1983-1984) dengan berjualan sticker (gambar tempel) atau barter dengan teman-teman.
Kelas 1 SMP ikut-ikutan berjualan puding buatan sendiri, walaupun sedikit yang laku dan dapat tantangan dari ibu saya yang melarang saya berjualan. Bila teman-teman menjual kue-kue buatan ibu mereka, saya karena selalu ingin mencoba berjualan jajanan buatan sendiri.

Aktifitas menulis puisi dan dikirim ke media terhenti pada 1992, ketika saya lulus SMA. Tetapi saya menulis untuk diri saya sendiri. Sayangnya banyak yang tidak terdokumentasikan.

Berjualan saya mulai lagi ketika kuliah, menerima pesanan tas rajut dan chese cake, black forest dari karyawan kampus, tetangga dan family. Membuat penganan yang saya titipkan di kantin kampus.

Terhenti karena menikah dan mengandung anak pertama, berbisnis dan menulis saya mulai lagi ketika putri sulung saya berusia 2 tahun (2003). Saya mengikuti lomba menulis resep yang Alhamdulilah 2 kali mengikuti semua menang dan dapat hadiah produk yang untuk ukuran saya lumayan mahal ketika itu.
Untuk berbisnis pun putri saya, saya ajak naik turun bis dari Nganjuk-Kediri. Ketika pulang putri saya dalam gendongan di tangan kiri dan kresek besar dalam tentengan tangan kanan.

Suka dan duka, tentu saja mewarnai perjalanan saya menulis dan berbisnis. Menulis sempat terhenti lama karena saya hanya bermodal alam (tulisan tangan). Ketiadaan fasilitas membuat saya merasa tertinggal jauh dan gaptek. Tapi apakah saya harus menyerah karena keadaan? Tidak! Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan ingin maju.
Bahkan Allah SWT menjanjikan derajat yang lebih tinggi pada hamba-NYA yang bergerak menimba ilmu.

Pun ketika saya harus menghadapi cibiran dan tatapan sebelah mata.
"Mbak, koq suaminya PNS mau jualan keliling?"

Lho... kalau istri PNS apa tidak boleh jadi sales (berjualan keliling) ? Duka lainnya, pernah jualan saya jatuh di jalan, dan ketika saya kembali barang itu sudah tidak ada. Menangis? Jangan ditanya lagi. Dengan menangis membuat saya lebih lega. Bagaimana tidak menangis, uang modal untuk berjualan itu saya dapat meminjam. Belum untung, malah rugi dua kali karena barang hilang.

Apakah kerugian, jatuh berkali-kali membuat saya berhenti?
Sekali lagi saya katakan tidak! Bila saya berhenti, tentu saja ada yang senang. Tapi saya tidak akan berhenti untuk pekerjaan yang saya suka dan saya cinta serta merintisnya dengan susah payah.

Di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Janji-NYA pasti. Silaturrahiim menjadi kekuatan saya dalam mengembangkan bisnis. Walaupun masih dilakukan off line, saya senang karena hubungan yang terjaga selama 10 tahun, 5 tahun tetap terjaga.

Ada yang datang dan pergi.
Patah tumbuh hilang berganti.
Mati satu tumbuh seribu.
Lakukan dengan cinta menjadi semangat untuk terus maju.

Kota Angin, 25 Maret 2013.
Devy Nadya Aulina

Kamis, 28 Maret 2013

Semangat lagi... nulis lagi...


  Setelah satu bulan tidak menulis di blog (masih trauma karena 2 postingan yang hilang itu) ditambah tampilan blog yang belum rapi, saya berpikir kalau begini terus kapan saya konsisten dengan cita-cita saya untuk menjadi seorang penulis?
Blog memang salah satu media untuk kita menuangkan buah pikiran, baik berupa curahan hati, cerita keseharian aktifitas kita, atau apapun yang ingin kita tuliskan. Walaupun ini media baru untuk saya menulis selain media kertas, telepon geggam dan arsip tulisan di Ms Word. Saya tetap harus semangat mencoba terus, dengan terus up date tulisan supaya ide yang berhamburan bisa tertuangkan dan terdokumentasikan.
Kadang saya ’iri’ juga melihat tampilan blog teman-teman yang sudah rapi dan sering mengikuti kontes blog. Hemm... saya kapan ya bisa begitu? Tapi saya melihat teman-teman yang rajin mengikuti kontes, mereka yang sudah lama jadi blogger. Pantas saja mereka bisa menang, karena tertempa pengalaman dan memang tulisan mereka layak untuk menang. Ini yang saya dapatkan ketika blog walking. Beruntung saya termasuk rajin blog walking (walaupun sering tidak bisa meninggalkan jejak), banyak ilmu yang saya dapatkan dari membaca postingan teman-teman blogger.
Satu bulan tidak menulis, tentu saja banyak ’rapelan tulisan’.  Biasanya saya tuliskan di buku agenda, telepon genggam seperti kebiasaan saya selama ini. Untuk tampilan blog, belakangan saja deh. Daripada pusing memikirkan tampilan blog yang masih sangat sederhana, nanti malah tidak jadi terus menulisnya.
Semangat lagi... nulis lagi. Yuuuuk...