Senin, 30 Mei 2016

Tazkiyatun Nafz Menjelang Bulan Suci Ramadhan

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Resume JIHAD Pagi (PengaJIan Ahad Pagi) Islamic Centre Gontor Nganjuk.
29 Mei 2016, pukul 06.00-08.00 WIB.
Bersama Ustadz KH Ali Manshur Kastam (pengasuh Pondok Roidhotul Ilmiyah dari Kertosono - Nganjuk)
Tema: "Tazkiyatun Nafz Menjelang Bulan Suci Ramadhan".
Notulis: Devy Nadya Aulina

Tiga jenis/macam hati manusia:
1. QOLBUN SALIMUN (hati yang bersih).
"Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS. Asy-Syu'ara: 89)

Agar hati menjadi salimun (bersih): bila di dalam hati berisi keimanan (rukun iman). Setelah itu hati berisi ketaatan. Apa pun yang menjadi perintah Allah dijalankan sebaik-baiknya, dan yang dilarang oleh Allah dijauhi sejauh-jauhnya.

Contoh: Dilarang mendekati perbuatan zina.
"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Israa': 32)

Akibat dari perbuatan zina:
1. Pencemaran kelamin.
2. Pencampuran keturunan (ketidak jelasan keturunan/asal-usul).
3. Terjadinya pendzoliman terhadap anak-anak.
4. Terjadinya keretakan rumah tangga.
===> Perintah Allah selalu baik dan  bermafaat, larangan Allah selalu berbahaya.

2. QOLBUN MAYYITUN (hati yang mati).
Apabila di dalamnya tidak ada keimanan (kesyirikan), tidak ada ketaatan pada Allah (kemaksiatan).

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas perhatiannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat)? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS. 45 Al-Jaatsiyah: 23)

Dan barang siapa yang berpaling dari perigantan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." "Berkatalah ia: " Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulunya adalah  seorang yang melihat?" Allah berfirman "Demikianlah telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan." (QS. Thaha: 124-126)

3. QOLBUN MARIDLUN (hati yang sakit).
Dalam hati yang sakit, di dalamnya ada keimanan sekaligus cinta dunia, ada ketaatan sekaligus kekufuran.
==> Iman ada, cinta dunia pun ada. Ketaatan pada Allah ada, kekufuran pun ada.
==> STMJ (sholat terus, maksiat pun jalan terus).
==> Mana yang lebih dominan, menjadi no 1 (qolbun salim) atau nomor 2 (qolbu mayyitun).

Membersihkan Diri Menjelang Bulan Ramadhan (agar mempunyai hati yang sehat dan bersih).
==> Lima amalan unggulan di bulan suci Ramadhan:
1. Ash-shiyyam (puasa). Shiyyam ini ibadah khos (khusus untuk orang-orang yang beriman). QS. 2 Al-Baqarah: 183.
--> Karena puasa itu ibadah suci dan dilakukan oleh orang yang hatinya suci. Tidak untuk orang musyrik.
Puasa itu ibadah syir (rahasia/tersembunyi).
Hanya Allah dan orang yang berpuasa yang tahu. Tidak ada ketentuan pahala untuk ibadah puasa. Hanya Allah yang memberi bayaran (balasan).

2. Allah mencintai orang-orang yang mukhsin (orang yang selalu berusaha memperbaiki nilai ibadahnya).
Dengan melaksanakan sholat Tarawih dan sholat-sholat sunnah lainnya.
Dalam sholat ada tiga hal penting, yaitu: dzikir, tilawatil Qur'an (bacaan Qur'an) dan doa.


3. Tadarus (membaca) Al-Qur'an.
Diusahakan dalam satu bulan khatam Qur'an satu kali. 208 ayat/hari atau 1 juz per hari, kira-kira memakan waktu satu jam.

4. I'tiqaf.
Berdiam diri di dalam masjid, dengan memperbanyak doa.
QS. 2 Al-Baqarah: 183-187 (penjelasan syarat-syarat puasa dan hukum-hukumnya).


5. Memperbanyak doa.

 
Semoga bermanfaat.

Jumat, 20 Mei 2016

Masih Banyak Yang Perlu Dibenahi

Kurikulum pendidikan dasar yang berat hingga membebani anak-anak yang notabene usia bermain. Belum lagi kasus YY yang membuat orang tua khususnya ibu-ibu geram. Beban orang tua pun semakin berat. Harus ikut belajar bila tidak mau anak-anaknya tertinggal dengan teman-temannya.

Rasanya masih lebih bagus kurikulum zaman kami dulu, pendidikan dasar 6 tahun (di tahun 1980-1986). Pelajaran diberikan sesuai dengan daya tangkap seusia kami. Tanpa dibimbing kembali oleh orang tua pun, kami masih bisa mengerjakan PR sendiri. Tidak seperti anak-anak kami saat ini. Buku-buku pelajaran pun masih bisa kami turunkan (lungsurkan) pada adik-adik kelas. Lebih hemat.

Usia PAUD dan TK tidak boleh diajarkan baca-tulis-hitung (calistung) pun masih banyak dilanggar. Karena masih banyak sekolah yang memberlakukan masuk SD harus sudah bisa calistung.
Ketatnya keharusan unggul di bidang akademik, hingga mengesampingkan pendidikkan budi pekerti. Sopan santun pada guru dan orang tua sudah mulai terkikis. Pendidikkan akhlaq dan takut bila melanggar peraturan pun nyaris tidak ada lagi.

Pergaulan yang bebas saat ini membuat banyak ibu mengurut dada. Itulah salah satu sebab saya ingin menjadi ibu rumah tangga. Meninggalkan karier (kerja kantoran) yang saya bangun sebelum menikah. Tidak ada yang menjamin kelangsungan pendidikkan dan moral anak-anak bila tidak ada orang tua di dalam rumah. Apa lagi tidak ada anggota keluarga yang menemani anak-anak kami bila saya pun ikut-ikutan berkarier di luar rumah.

Menyerahkan pendidikan dan pengasuhan anak pada pembantu? Bagi saya itu bukan pilihan yang bijaksana. Saya tidak ingin anak-anak lebih dekat dengan pembantu daripada dengan saya, ibunya.

Lelah? Pasti. Tapi masa-masa lelah itu akan sedikit berkurang saat anak-anak bersekolah, dan terobati bila anak-anak berakhlaq mulia. Santun pada yang lebih tua dan sayang pada yang lebih muda. Juga bisa berprestasi di sekolah dan masyarakat. Prestasi itu bukan tuntutan, tapi buah dari hasil belajar di rumah dan di sekolah. Anak-anak kami tidak ada yang les atau privat pada guru. Saya dan suami yang membimbingnya di rumah. Pelajaran agama Islam, bahasa Indonesia dan ilmu sosial bersama saya, dan pelajaran bahasa Inggris, matematika serta eksata bersama suami.

Saya begitu salut pada ibu-ibu yang dapat berperan ganda (single parent): sebagai ibu dan ayah sekaligus. Tidak mudah menjalankan itu semua. Tapi kembali ke rumah bagi seorang ibu untuk saat ini seakan menjadi tuntutan. Apalagi di era digital dan serba online seperti saat ini, semua bisa dilakukan dari rumah. Tanpa harus kehilangan banyak waktu bersama buah hati tercinta.

Tentu saja ada beberapa pekerjaan yang tetap menuntut ibu rumah tangga berkiprah di luar rumah. Guru, dokter, perawat, bidan dan tenaga medis lainnya. Semoga Allah ta'ala memudahkan langkah dan selalu melindungi kalian.

Devy Nadya Aulina
(Mompreneur and Writerpreneur).
Kota Angin, 20 Mei 2016.


Jumat, 13 Mei 2016

Untuk Anak-anakku dan Adik-adikku



Anak-anakku dan Adik-adikku Sayang!
Perjalananmu masih panjang.
Usiamu masih belasan.
Masih jauh jarak yang harus kau tempuh.
Tak ada guna kau terus duduk mengeluh.


Dan ... kalian anak-anakku yang di sana.
Yang hanya menghabiskan masa dengan hura-hura.
Tidakkah kalian sayang dengan usia yang terbuang percuma?
Kenapa tak kau ukir waktumu dengan prestasi?
Kenapa kau tak kembangkan hobi dan menyibukkan diri?


Waktu hanya sekali berputar.
Tak bisa kau putar ulang.
Sebelum kau kelak menyesal.
Coba dengarkan pesanku, Sayang!


Matahari takkan selamanya di timur.
Di senja hari dia akan tidur.
Digantikan dengan senyuman rembulan.
Atau kerlip indahnya gemintang.


Anak-anakku dan Adik-adik Sayang.
Usiaku diambang petang.
Asam-garam kehidupan telah aku rasakan.
Ini hanya tanda cintaku pada kalian.


Devy Nadya Aulina.
Kota Angin, 13 Mei 2016.


‪#‎PuisiPagi ‪#‎Nasihat