Kamis, 18 September 2014

Time Management For Mompreneur and Writerpreneur

"Teh, bagaimana cara Teh Devy mengatur waktu antara kesibukan sebagai ibu rumah tangga, berbisnis dan menulis?"

Sering ada pertanyaan seperti itu dari sahabat-sahabat saya. Baik melalui inbox atau pun secara langsung.

Setiap orang mempunyai cara sendiri untuk mengatur waktu dan aktifitasnya. Yang pasti, Tuhan telah memberikan waktu yang sama kepada hamba-Nya. Yaitu 24 jam sehari-semalam.

Saya ibu rumah tangga tanpa pembantu rumah tangga, atau istilah kerennya asisten rumah tangga. Tidak ada anggota keluarga lain yang ikut bersama kami. Jadi otomatis, kami harus berbagi tugas di dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Alhamdulillah, saya masih bisa mengantar dan menjemput anak sekolah, mencuci baju dan piring, membersihkan rumah, menyapu kebun, berolah raga, menulis, berbisnis dan bersosialisasi seperti orang lain.

Karena suami saya bekerja di luar rumah (suami saya PNS). Maka saya yang bekerja di rumah. Sesuai dengan cita-cita saya untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi saya sendiri. Syukur-syukur bisa juga menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Jadwal kegitan, saya mulai dini hari. Saya sudah terbiasa bangun jauh sebelum subuh. Pukul 03.00 WIB saya sudah bangun. Ada hak Tuhan saya dalam waktu ini. Setelah itu saya turun ke dapur, mencuci piring, mencuci baju dan memasak nasi serta menyiapkan sarapan.

Menjelang Subuh, urusan cuci mencuci sudah selesai, sarapan untuk suami dan anak-anak juga sudah siap. Saya dan suami biasa sholat subuh berjamaah di masjid sebelah rumah. Masih banyak waktu, saya biasanya bersepeda, sekalian berbelanja ke warung. Saya sengaja mengambil jalan memutar bila bersepeda. Mencari udara pagi yang masih sejuk dan segar. Setelah itu saya siap mengantar anak-anak ke sekolah.

Saat saya sakit atau sedang repot, suami banyak membantu saya. Beliau mau membantu mencuci piring, mencuci baju (memakai mesin) dan mengantar-jemput anak-anak. Kecuali masak, beliau tidak bisa. Si Sulung pun sudah bisa membantu kami, menyapu rumah dan menjaga adiknya bila kami tidak ada di rumah.

Saya sangat suka berkebun. Kesempatan ini saya ambil setelah mengantar anak-anak sekolah atau sore hari. Di sini biasanya tiga aktifitas bisa saya kerjakan sekaligus. Berkebun, memotret (walau masih amatiran) dan menulis.

Menulis sambil berkebun dan memotret? Apa bisa?

Alhamdulillah, bisa. Karena itu yang saya lakukan selama ini. Saya menuliskan ide-ide yang berlompatan. Walaupun itu masih berupa konsep.

Pagi hari seperti ini banyak waktu saya untuk menulis, sambil berbisnis dan bersilaturrahiim dengan sahabat. Karena kalau siang hingga malam hari, komputer dipakai oleh anak-anak atau suami.

Lalu bagaimana kalau ada tugas menulis atau kelas online di waktu-waktu itu? Saya tidak galau. Karena saya terbiasa menulis dan berbisnis menggunakan HP. Sejak HP yang hanya bisa untuk sms dan telepon saja. Enaknya menulis dan berbisnis menggunakan HP, saya tidak terpaku harus duduk terus-menerus. Bisa sambil mengerjakan aktifitas lainnya. Bahkan kalau lelah, saya biasa menulis sambil tiduran.

Jadwal kegitan menulis dan berbisnis saya makin tertata setelah ada metrik penulisan. Saya menamakan metrik ini: METRIK FOR ALL MY ACTIVITY. 




Penggunaan metrik ini telah melalui riset selama satu tahun pada Sekolah Perempuan. Yaitu sebuah komunitas ibu-ibu yang ingin menjadi penulis dan menghasilkan buku solo karyanya.

Jadi intinya, memenejemen waktu bagi seorang Mompreneur itu bagaimana kita sendiri menentukan skala prioritas. Dahulukan yang paling penting, penting hingga kurang penting.

Siap berkarya Mompreneur? Insya Allah. Pasti bisa!

Pemesanan metrik bisa melalui saya. Silakan langsung ke link ini:

https://bit.ly/3UAAYHI




Selasa, 16 September 2014

PEREMPUAN DAN KOMUNITAS


Saat membaca status seorang sahabat baru di jejaring sosial yang saya ikuti, saya tertegun. Begitu pesimisnya dia sebagai perempuan
"Saya hanya seorang perempuan. Apa yang bisa saya lakukan?'
Perempuan adalah makhluk Tuhan dengan multi talenta. Dia bisa mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu. Memasak, mencuci, mengasuh anak dan aktifitas rumah tangga lainnya dalam waktu bersamaan. 
Self esteem. Kebutuhan akan penghargaan terhadap dirinya, kebutuhan akan eksistensi. Laki-laki dan perempuan tak luput dari kebutuhan akan penghargaan. Lalu apa yang bisa perempuan lakukan agar kebutuhan self esteem ini dapat terpenuhi?
Yang pertama, kenali diri sendiri. Dengan mengenali yang kita sukai, potensi yang ada pada diri kita, kita akan tahu yang sebenarnya kita butuhkan dan dapat kita lakukan. Misalnya suka menulis, memasak, membuat kerajinan, merawat tanaman dan lain-lain. Dengan mengenali kesukaan kita dan memupuknya agar bisa berkembang, kita bisa mengenali potensi yang ada dalam diri kita.
Yang kedua, bergabung dengan komunitas yang sama dengan hobi atau potensi kita. Dengan bergabung dengan suatu komunitas kita dapat menimba banyak ilmu dan pengalaman serta berbagi. Di dalam komunitas kita akan saling menguatkan. Misalnya hobi menulis bergabunglah dengan komunitas menulis, suka memasak bergabunglah dengan komunitas memasak, kuliner, suka membuat kerajinan tangan bergabunglah dengan komunitas craft, suka bertanam bergabunglah dengan komunitas pecinta tanaman. Dan masih banyak lagi komunitas yang sesuai dengan minat masing-masing.   
Yang lebih istimewa, perempuan dapat dapat melakukan itu semua dari rumah, tanpa meninggalkan tugas utamanya sebagai ibu rumah tangga. Bila ditekuni akan menambah perekonomian keluarga.

Nganjuk, 24 Desember 2013.


Catatan: Ini naskah asli yang saya kirimkan ke redaksi Jawa Pos. Dimuat di rubrik Gagasan Jawa Pos pada hari Jumat, 27 Desember 2013.