Senin, 28 November 2016

Selamat Hari Guru, 25 Nopember 2016



Di antara masa-masa sekolah, saya paling terkesan saat sekolah dasar. Di sini bakat menulis dan public speaker saya sudah mulai lebih terasah. Dan saya sangat berterima kasih pada Ibu Elis yang begitu suport. Beliau wali kelas saat saya kelas 3 SD di SD Priangan Bandung.
Masih teringat betul, saya dan sahabat saya Ratih Melia yang sering disuruh membaca dengan gaya reporter. Bu Elis juga yang menunjuk saya untuk menjadi MC pada perayaan hari ibu. Beliau pula yang melihat bakat saya untuk menulis puisi dan cerita.
Bu Elis, saya begitu merindukanmu. Semoga Ibu sehat dan bahagia selalu.
Selain Bu Elis, wali kelas tiga, Bu Lien guru yang membawa kesan tersendiri untuk.saya. Bu Lien, beliau guru keterampilan/prakarya kami. Beliau mengajari kami aneka tusuk dasar menyulam.Walaupun bukan guru TK dan SD yang mengajari saya menulis. Masa-masa indah saat SD begitu membekas. Saat-saat belajar di sekolah yang tidak terlalu padat. Hinga kami masih punya banyak waktu di rumah. Untuk bermain sepuas-puasnya, juga belajar mengaji.
Kakak sepupu saya Teh Endang, yang saya panggil Teta, juga Pah Nadi, kakak Mama, yang sangat berjasa mengajari saya membaca huruf latin. Saat itu saya masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Teta dan Pah Nadi ini rajin mendongeng untuk saya dan kedua adik laki-laki saya. Sampai sekarang, saya masih menjadi adik dan keponakan kesayangan mereka.
Teta dan Pah Nadi, semoga Allah ta'ala selalu menyayangi kalian.
Bi Alit, pengasuh dan pembantu rumah tangga ini, tak pernah saya lupakan jasanya. Dia yang mengajari saya membaca huruf Hijaiyah dan sholat. Membaca huruf dengan metoda Baghdadiyah (mengeja). Masih terbayang juga, saat saya menangis bila ditinggalkannya mendirikan sholat.
Selain guru-guru kesayangan tadi, guru yang paling berjasa adalah Mama dan Papa. Mama yang mengajari saya berbicara dan bisa membuat kue. Mama yang menyediakan banyak majalah anak-anak untuk kami ketiga anaknya. Mama yang memasukkan kami les berenang dan sepatu roda. Juga les tari Bali untuk mengasah bakat seni selain menyanyi dan membaca puisi. Mama juga yang melihat bakat saya untuk mengajar sejak SD.
Papa, beliau kesayangan saya. Beliau yang mengajarkan arti kasih dan tidak boleh mendendam. Papa juga yang melihat bakat saya mengajar. Beliau yang mendukung saya saat saya berkeinginan berwirausaha daripada bekerja kantoran. Papa yang tidak pernah marah, dan menjadi tempat curhat.
Mama dan Papa. Doa, peluk dan sayang selalu dari anakmu ini. Allah ta'ala senantiasa merengkuh dengan Rahmaan dan RahiimNya. Allahummagh firlii walii wallii dayya war hamhumma kamma Rabbayanii shogiroo.
Kepada guru-guruku tersayang, juga guru-guru dari anak kami Intan dan Reza. Semoga Allah ta'ala selalu memberikan limpahan kasih dan sayangNya. Aamiin.
            Selamat Hari Guru, 25 Nopember 2016.
Devy Nadya Aulina.
 


1 komentar:

  1. punya kesan indah dengan ibu gurunya ya mbak. Keren ya, bakatnya sudah terasah sejak kecil. Semoga selalu sukses ya mbak..

    BalasHapus