Kamis, 06 Mei 2021

Rapi Pencatatan Bisnis adalah Kekuatan Bisnis

Saya terbiasa mencatat dan menulis sejak kecil. Sejak SD kelas 2 di tahun 1981.

Ya, teman-teman dan tim bisnis mengenal saya sebagai pribadi yang rapi, detail, nyaris perfeksionis.
Karena bisnis untuk saya adalah amanah. Kepercayaan.

Untuk saya setiap transaksi wajib dicatat  dan ditulis detail. Bahkan utang dan piutang bisnis pun harus dicatat. Tidak hanya berdasarkan lisan atau ucapan saja.

Saya selalu berpedoman pada QS. Al-Baqarah (2) Ayat 282:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu). Dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

Alhamdulillaah, data base saya lengkap. Mulai nama, tanggal transaksi dan jenis transaksi. Alhamdulillaah, saya belum pernah merasa keteteran detail penjualan setiap reseler.

Bahkan bukti transfer dan chating transaksi selalu saya simpan. Saya juga sangat terbantu dengan sistem bisnis yang ada. Jadi reward para reseller akan otomatis diberikan berdasarkan pencatatan sistem juga.

Justru saya pernah mengalami transaksi penjualan reseller yang tidak tercatat. Karena ada rekan bisnis yang tidak amanah saat itu. Semua akhirnya terbongkar, karena saya selalu cek dan ricek.

Pada akhirnya kesuksesan bisnis itu bukan bagaimana atau apakah kita bisa meraih omset sebanyak-banyaknya. Tapi lebih dari sekadar itu. Bisnis harus bermanfaat dan berkah. Bisnis adalah amanah, dakwah, dan ibadah, yang harus dijalankan sesuai tuntunanNya.


FB: Devy Nadya Aulina

https://www.facebook.com/devy.n.aulina2


FP: Devy Nadya Aulina

https://www.facebook.com/devynadyaaulina

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

IG: Devy Nadya Aulina

https/www.instagram.com/devynadyaaulina

IG: Griya Kreatif Deyalina
https://www.instagram.com/griyakreatif.deyalina

IG: Pusat Kuliner Mbak Vy
https://www.instagram.com/pusatkuliner.mbak.vy

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Devy Nadya Aulina

Kamis, 06 Mei 2021 (24 Ramadhan 1442 H)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar