Jumat, 24 Februari 2017

Antologi Atau Buku Solo

Antologi atau buku kumpulan karya bersama, sering dijadikan ajang latihan untuk penulis pemula. Batu loncatan untuk menghasilkan karya selanjutnya. Menulis dan tembus media, menulis buku solo, atau menjadi seorang blogger.

Kenapa saya katakan antologi sebagai batu loncatan? Karena memang perjuangannya belum apa-apa. Menulis dan tembus media, penulis harus bersaing dengan ratusan naskah yang masuk. Menulis untuk dapat tembus penerbit mayor melalui agency naskah, memerlukan waktu yang cukup lama, 1-2 tahun. Itu pun belum tentu bukunya terbit. Kalau mau menerbitkan sendiri ke penerbit mayor, butuh waktu 3-6 bulan untuk tahu naskahnya diterima. Itu pun melalui seleksi ketat.

Untuk saat ini, bagi pemilik modal besar, menulis buku menjadi semakin mudah. Menulis buku bahkan bisa dikerjakan oleh penulis bayaran. Istilahnya penulis bayangan (ghost writer). Ghost writer ini dibayar cukup tunggi, sesuai jam terbangnya.

Menjadi kontributor penulisan antologi pun, sebenarnya melalui tahap seleksi. Hanya naskah sesuai kriteria yang diterima. Naskah yang sejak email diterima tidak sesuai kriteria dan persyaratan, tak akan dilirik. Mengapa? Karena editor harus menyeleksi puluhan sampai ratusan naskah masuk.

Bayangkan, bila naskah yang masuk hurufnya berhimpitan dan sulit dibaca. Andapun tentu akan malas membacanya. Buang-buang waktu. Begitu alasan yang pasti.

Lantas kenapa saya masih mau membaca dan mengoreksi naskah teman-teman, yang sebagian besar belum sesuai kriteria? Karena saya ingin teman-teman semangat untuk tetap menulis. Pengalaman saya, setelah kita punya satu karya yang diakui, kita akan ketagihan untuk terus menulis. Baik menulis buku solo, menulis artikel, cerpen dan jenis tulisan lainnya. Teman-teman akan tahu bahagia dan bangganya bila tulisan kita mendapatkan apresiasi. Apalagi kalau tulisan kita menjadi sumber inspirasi.

Tetap semangat, ya, Sahabat-sahabat tersayang. Saya ingin, setelah Antologi Sambel Pecel ini, teman-teman berani menulis dan mengirimkan karya ke media, menulis buku solo, atau menulis untuk blog.

"Bila kau bukan anak raja, ataupun anak ulama besar, maka menulislah." (Imam Al-Ghazali)

Devy Nadya Aulina
Kota Bayu, 24 Februari 2017.

Note: Saya menulis ini sambil berbaring. Alhamdulillah, jadi satu artikel, atau apa pun namanya.

#MenulisSpontan
#MenulisDariHPItuAsyik
#MenulisDariHPJadiArtikel
#MenulisDariHPJadiBuku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar