Jumat, 29 Maret 2013

Move On And Move Up

Kalau saya ditanya, sejak kapan saya suka menulis? saya menjawab sejak SD kelas 2. Berawal dari menulis puisi, walaupun mulai mengirimkan pada media baru kelas 6 SD (1985-1986).

Juga ketika saya ditanya, kapan saya berbisnis? Saya akan menjawab sejak SD, tepatnya kelas 4 (1983-1984) dengan berjualan sticker (gambar tempel) atau barter dengan teman-teman.
Kelas 1 SMP ikut-ikutan berjualan puding buatan sendiri, walaupun sedikit yang laku dan dapat tantangan dari ibu saya yang melarang saya berjualan. Bila teman-teman menjual kue-kue buatan ibu mereka, saya karena selalu ingin mencoba berjualan jajanan buatan sendiri.

Aktifitas menulis puisi dan dikirim ke media terhenti pada 1992, ketika saya lulus SMA. Tetapi saya menulis untuk diri saya sendiri. Sayangnya banyak yang tidak terdokumentasikan.

Berjualan saya mulai lagi ketika kuliah, menerima pesanan tas rajut dan chese cake, black forest dari karyawan kampus, tetangga dan family. Membuat penganan yang saya titipkan di kantin kampus.

Terhenti karena menikah dan mengandung anak pertama, berbisnis dan menulis saya mulai lagi ketika putri sulung saya berusia 2 tahun (2003). Saya mengikuti lomba menulis resep yang Alhamdulilah 2 kali mengikuti semua menang dan dapat hadiah produk yang untuk ukuran saya lumayan mahal ketika itu.
Untuk berbisnis pun putri saya, saya ajak naik turun bis dari Nganjuk-Kediri. Ketika pulang putri saya dalam gendongan di tangan kiri dan kresek besar dalam tentengan tangan kanan.

Suka dan duka, tentu saja mewarnai perjalanan saya menulis dan berbisnis. Menulis sempat terhenti lama karena saya hanya bermodal alam (tulisan tangan). Ketiadaan fasilitas membuat saya merasa tertinggal jauh dan gaptek. Tapi apakah saya harus menyerah karena keadaan? Tidak! Tidak ada kata terlambat untuk belajar dan ingin maju.
Bahkan Allah SWT menjanjikan derajat yang lebih tinggi pada hamba-NYA yang bergerak menimba ilmu.

Pun ketika saya harus menghadapi cibiran dan tatapan sebelah mata.
"Mbak, koq suaminya PNS mau jualan keliling?"

Lho... kalau istri PNS apa tidak boleh jadi sales (berjualan keliling) ? Duka lainnya, pernah jualan saya jatuh di jalan, dan ketika saya kembali barang itu sudah tidak ada. Menangis? Jangan ditanya lagi. Dengan menangis membuat saya lebih lega. Bagaimana tidak menangis, uang modal untuk berjualan itu saya dapat meminjam. Belum untung, malah rugi dua kali karena barang hilang.

Apakah kerugian, jatuh berkali-kali membuat saya berhenti?
Sekali lagi saya katakan tidak! Bila saya berhenti, tentu saja ada yang senang. Tapi saya tidak akan berhenti untuk pekerjaan yang saya suka dan saya cinta serta merintisnya dengan susah payah.

Di balik kesulitan pasti ada kemudahan. Janji-NYA pasti. Silaturrahiim menjadi kekuatan saya dalam mengembangkan bisnis. Walaupun masih dilakukan off line, saya senang karena hubungan yang terjaga selama 10 tahun, 5 tahun tetap terjaga.

Ada yang datang dan pergi.
Patah tumbuh hilang berganti.
Mati satu tumbuh seribu.
Lakukan dengan cinta menjadi semangat untuk terus maju.

Kota Angin, 25 Maret 2013.
Devy Nadya Aulina

16 komentar:

  1. Salam kenal Mbak. Membaca tulisan mbak membuat semangat saya naik lagi nih. Mungkin karena jalan hidup Mbak yang penuh perjuangan tidak berbeda dengan yang saya alami. Ternyata, perasaan merasa sendirian itu jangan dipelihara ya,karena diluaran sana, banyak yang berjuang untuk tetap move on dan move up. tetap semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga Mbak. Berbagi semangat ya. Terima kasih sudah mampir.:)

      Hapus
  2. Waktu membaca, aura semangatnya terasa banget.
    Salam kenal dan teteub semangat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal kembali, Mbak Ratna Amalia. Saya sudah kenal Mbak di FB lho.

      Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  3. Blognya tambah cantik teh, jadi enak liatnya :)
    Oya saya belajar dari teh Devy tentang semangat utk tidak mau berhenti belajar dan terus maju menggapai cita-cita, semoga saya bisa meneladaninya, do'akan saya ya teh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum secantik blognya Teh Winny. Saling mendo'akan dalam kebaikan ya Teh. Peluk sayang.

      Hapus
  4. Saya blm muncul2 juga jiwa bisnisnya. Pengen mulai tapi bingung

    BalasHapus
  5. Iya..semangat terus untum maju ya. Suka aku baca semangat yang tersemat di tulisanmu ini.

    BalasHapus
  6. Teh Devi, salam kenal jg. Tulisan nya sangat memotivasi saya. Jadi malu sendiri, usaha belum maksimal padahal dana & skill uda tersedia, sekalipun masih terbatas. Semoga teteh sekeluarga selalu sehat & menginspirasi banyak orang. Salam sejahtera ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal, Mbak Wenny. Alhamdulillah, kalau tulisan saya bisa memotivasi.

      Aamiin. Jazakillah khoir, do'a untuk saya dan keluarga saya.

      Hapus
  7. emang iya ya mba, kalau sudah menangis rasanya semuanya legaaaah...setelah iitu kita harus bangkit dan mencari solusi agar tidak berlarut-larut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak Astin. Yuk... tetap semangat. Terima kasih ya sudah berkunjung.

      Hapus