Jumat, 16 Juni 2017

Manajemen Waktu Untuk Ibu Rumah Tangga

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. OK, saya diminta kembali untuk sharing tentang kegiatan saya.

Kita sharing tentang manajemen waktu ibu rumah tangga, ya. Khususnya manajemen waktu untuk ibu rumah tangga yang berbisnis di rumah, sekaligus penulis. Time Management for Mompreneur and Writerpreneur.

Sering saya ditanya oleh banyak teman, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Seringnya di dunia maya, sih. Bagaimana dan apa tips saya dalam mengelola waktu. Melihat saya yang seorang ibu rumah tangga tanpa asisten dan PRT, masih bisa aktif dan eksis (cie ...). Bisa mengelola bisnis, mengajar juga masih bisa menulis.

Ini pegangan saya:
"Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi. Kecuali mereka yang beramal sholeh, yaitu mereka yang saling menasihati dalam kebaikan, dan mereka yang saling menasihati dalam kesabaran." (QS. 103 Al-Ashr: 1-3)

Jadi, orang yang tidak bisa mengelola waktunya, dia memang orang yang rugi. Kita sudah mengerjakan banyak hal, dia masih sibuk dengan kegiatan yang tidak atau kurang bermanfaat. Duuuh, beneran, deh, rugi. 

Saya terbiasa disiplin waktu sejak kecil, sejak SD kelas 2 (tahun 1981). Alhamdulillah, kebiasaan ini karena saya bersekolah di SD yang menerapkan disiplin. Di sekolah ini juga saya diajari membuat 'to do list'. Membuat agenda aktifitas dan skala prioritas.
Hal ini terbawa terus sampai sekarang. Saya biasa mencatat aktifitas dan waktunya. Kalau di SD dulu, saya membuatnya dengan kreasi di karton manila. Lalu tugas dan PR sekolah dari guru, kami tulis di buku agenda. 

Saat itu belum ada SD di Bandung, bahkan SD swasta yang membuat buku agenda seperti ini. Buku agenda ini, ditandatangani oleh wali kelas dan wali murid. Kami menyebutnya "Buku Tugas". Semacam buku penghubung kalau sekarang. Bila siswa tak mengerjakan tugas atau PR, guru akan memeriksa buku agendanya. Di sini akan ketahuan bila orang tua ada komunikasi dengan anak di rumah atau tidak.

Disiplin waktu dan mencatat aktivitas harian terbawa sampai sekarang, saat saya sudah punya anak dua. Aktifitas saya tertata. Saya kurang berkenan apabila ada yang datang ke rumah, kalau tidak memberitahu dulu, di saat saya mau pergi, misalnya. Atau saya sedang istirahat siang. Apalagi hanya untuk ngobrol yang tak perlu. Karena saya pun perlu me time. 

Saat ini saya mencatat aktifitas di HP (gadget/gaway) dan buku. Kenapa HP? Karena HP untuk saya sangat praktis untuk dibawa. Saya bisa menulis calon artikel dan buku, bahkan mengajar dan belajar hanya dengan alat sebesar telapak tangan. Saya benar-benar terbantu dengan alat ini. Ibaratnya tanpa HP, saya bisa mati gaya. Wkwkwk .... 

Karena, kalau harus bawa laptop atau komputer ke mana-mana, bisa dibayangkan rempongnya saya. Ha ha ha ....

Ini tips manajemen waktu ala saya:
1. Membuat catatan apa yang akan kita kerjakan.
Karena kebanyakan dari Emak-emak itu rempong, jadi banyak lupanya. Ini enggak untuk Ibu-ibu saja, bapak-bapak pun harus melakukannya. Anak-anak sejak kecil pun sudah bisa kita ajari, koq. Apalagi anak-anak batita sekarang sudah mulai sekolah. PAUD atau play group. 

2. Membuat skala prioritas.
Malah Allah memerintahkan kita untuk membuat skala prioritas dalam QS. Al-Insyirah: 7. Yang intinya setelah kita melakukan satu aktifitas, kita diperintahkan mengerjakan aktifitas lainnya.

3. Menghindari kegiatan yang tidak bermanfaat atau sia-sia.
Allah memerintahkan kita untuk menjauhi perbuatan yang sia-sia. Ghibah (ngerumpi), nonton acara TV yang isinya gosip, atau tayangan sinetron. Itu akan membuat waktu kita terbuang percuma. 

Sudah lama saya tidak menyalakan TV saat suami kerja dan anak-anak sekolah. TV yang menyala akan membuat konsentrasi buyar, dan membuat kita penasaran untuk tetap duduk manis di depan TV. Saya lebih suka nyuci piring sambil dengar murothal atau lagu-lagu kesayangan. Sekaligus putar cucian. Atau bikin kue dan sambal pecel. Saya biasa masak sambil megang HP. He he .... 

4. Membuat jadwal aktifitas harian, mingguan dan bulanan.
Kalau ini sudah menjadi kebiasaan, biasanya otomatis akan kita ingat. Kecuali jadwal harian yang fleksibel, kita bisa ganti sesuai kepentingan. Kembali pada skala prioritas, ya. Ibu-ibu bisa membuat menu masakan untuk satu minggu. Tempelkan di dinding dapur. 
Lagi-lagi hal ini mengingatkan saya waktu SD. Waktu kelas 6 SD, saya diberi tugas keterampilan membuat menu untuk seminggu. Saya membuat dalam bentuk kipas.

Kenapa saya selalu kembali pada masa SD? Karena masa-masa saya duduk di bangku SD sangat istimewa.  
Saya, akan merasa terganggu apabila ada anggota keluarga yang lalai dan 'cuek'. Ini sangat berpengaruh pada aktifitas anggota keluarga lainnya. Apalagi aktivitas yang melibatkan kegiatan bersama. 

Apa saya pernah lalai pada waktu? Pernah. Saat saya sakit atau saya keasyikan bermedsos ria. Untuk itu, saya batasi waktu, karena bermedsos itu memang asyik. Saya biasa menulis di HP, sekaligus saya jadikan status FB, share pada beberapa grup WA dan FB, juga postingan blog. Kalau tidak perlu, HP yang terkoneksi internet saya matikan. Saya cukup bawa HP jadul yang hanya untuk sms dan telepon.

5. Tidur di awal malam agar bisa bangun di 1/3 malam terakhir.
Saya tidak terbiasa begadang kalau benar-benar tidak terpaksa. Menghindari jam mengajar online malam hari. Biasanya saya tidur pukul 21.00 atau 22.00 WIB. Jadi saya sudah kebiasaan bangun pukul 03.00 WIB. 

6. Kalau ke luar rumah, saya usahakan dalam satu hari itu. Supaya enggak bolak-balik. Misal ada pesanan sambal pecel atau kue. Setelah saya antar anak-anak sekolah, saya biasanya mampir ke ATM, terus ke pasar. Sebelum jemput anak siang hari, urusan rumah diusahakan harus sudah beres. 

7. Berkomunikasi dengan anggota keluarga tentang kegiatan kita.
Saya dan suami harus buat jadwal kalau ada kegiatan di luar kota. Misal kalau saya harus ke Bandung atau ditugasi mengikuti seminar dan pelatihan di luar kota. Harus dipastikan suami enggak ada jadwal dinas ke luar kota. Juga sebaliknya, saat suami dinas ke luar kota, aktifitas saya harus di dalam kota atau di rumah. Maklum, enggak ada anggota keluarga lain yang menemani anak-anak.

Hemmm, sharing saya sudah cukup panjang. Tak terasa saya sudah menulis satu artikel. Cukup dari HP. 

Terimakasih sudah menyimak kecerewetan saya dalam tulisan.

Devy Nadya Aulina.
Nganjuk, 16 Juni 2017.

30 komentar:

  1. Betul itu Bu, kalo sudah main medsos sama nonton tv suka lupa waktu. Padahal kadang kurang manfaat. Saya juga mulai menerapkan jam-jam tertentu untuk online biar gak kecanduan hehehe.

    BalasHapus
  2. iya, bener mba. Harus dijadwal. Tugas rumah tangga kan juga ga kalah penting dari tugas negara ya, Mba. Biar kitanya juga plong karena tertib

    BalasHapus
  3. manajemne waktu , itu benar sekali, aku suka heran dg tetangga2ku yg pada gak kerja selalu ngeluh cucian numpuk gak sempat masak lah, aneh kan, lah aku yg kerja dan gak ada ART, tp semuanya beres dari masak, nyuci dll. nah krn manajemn waktulah solusinya

    BalasHapus
  4. Waktu adalah pedang, memang harus pandai mengaturnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Mbak Rina. Jangan sampai waktu yang mengendalikan kita.

      Hapus
  5. Waktu adalah pedang, memang harus pandai mengaturnya

    BalasHapus
  6. Keren bgd sih manajemen waktunya mbaaakk, jd ketata gt yak semuanya, .:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Alhamdulillah, Mbak Inda. Kalau sudah tertata jadi kebiasaan, enak untuk melakukan apa saja. Bahkan kita masih punya me time.

      Hapus
  7. Makasih mba Devy sharingnya. Wah bermanfaat buat saya yang masih kedodoran ngatur waktu hehe...
    Betul banget, harus disiplin dan komitmen terhadap jadwal yg dibuat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mbak Fitri. Semoga bermanfaat.

      Kalau kedodoran, dikencangkan lagi dengan disiplin. Insya Allah bisa.

      Hapus
  8. Wah saya harus belajar banyak nih sama bunda. Karena saya punya anak yang kecil banget membuat saya sulit mematok waktu. Bahkan untuk me time rasanya harus curi-curi waktu. Terima kasih bunda tips membagi waktunya. Membuat saya harus banyak belajar lagi 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Bunda Ersya. Semoga bermanfaat.

      Si Kecil, bisa koq, diajak dan diajari manajemen waktu. Alhamdulillah, anak-anak saya sejak bayi enggak pernah begadang atau ngajak main malam hari. Pukul 20.00 WIB sudah tidur, dan subuh sudah bangun. Enggak pernah ada yang bangun terlambat.

      Putri sulung saya,baru suka begadang waktu kelas 6 SD, karena mulai banyak tugas. Tapi subuh tetap harus sudah bangun. Sekarang baru mau masuk SMA. Si Bungsu pun hampir enggak pernah tidur larut.

      Hapus
  9. Salah satu yang membuatku salut pada Teteh selain manajemen waktu itu adalah, Teteh rajin nulis meski lewat hape, dan selalu menginspirasi. Pernah sih aku juga nulis lewat hape. Tapi masih sering typo dan berantakan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. He he, mungkin karena kebiasaan aja kali, ya. Teteh biasa nulis panjang dari HP di FB sejak tahun 2010, dari HP jadul.

      Yuk, ah, tetap menulis, berbagi dan menginspirasi.Dengan media menulis yang ternyaman buat kita, Dik. Ini Teteh balas komentar blog juga dari HP.

      Menulis dari HP itu asyik.

      Hapus
  10. harus buat jadwal nih kayaknya. btw telaten dan keren ya bsa ngeblog via hp. daku gak sabar via hp

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Mungkin karena kebiasaan aja, Mbak. Sudah 3-4 tahun saya nge-blog dari HP.

      Hapus
  11. Salut, Mbak Devy..harus banyak diperbaiki nih manajemen waktu saya.
    Terima kasih sudah mengingatkan yaaa:)

    BalasHapus
  12. Sama-sama, Mbak Dian. Semoga bermanfaat, ya.

    BalasHapus
  13. keren pembagian waktunya...klo aku parah nihh, usia segini kok ya masiiiihhh aja suka lalai waktu

    BalasHapus
  14. Kunci sukses manusia itu memang bisa mengatur waktu dan memaksimalkannya. Ee tapi bukan berarti harus beraktivitas terus dong, istirahat juga harus masuk dalam skala prioritas. Ya, kan, Mbak?

    BalasHapus
  15. Saya juga gitu sih mbak, kalau pergi sekalian gitu. Kalau sudah masuk rumah suka mager mau keluar2 lagi, akhirnya kerjaan jadi gak beres. :(
    makasi ya sharingnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya di rumah tetap beraktifitas, Mbak Lely. Hehe ....

      Btw, terima kasih sudah mampir di blog saya yang sederhana ini.

      Hapus
  16. Sama-sama, Mbak Rini. Terima kasih, ya, sudah mampir.

    BalasHapus
  17. Hebat mbak, saya yg suka bingung itu masalah skala prioritas. Dengan 3 anak kecil yg sering minta perhatian yang berbeda2. Kadang saya sudah buat jadwal jam segini sampai jam segini mau ngapain, tau2 suami ngajak ngobrol suatu urusan, saya mau melakukan ini, tau2 anak pertama besok ulangan matematika dan harus saya yang mengajarkan, dll. Gimana ya mbak supaya kita bisa punya jadwal harian yg eksekusinya sesuai dengan jadwal?

    BalasHapus
  18. Biasakan mencatat setiap rencana kita pada sebuah agenda. Saya terbiasa menuliskan rencana dan aktivitas di agenda, sejak SD kelas 2 di tahun 1981.

    BalasHapus
  19. Makasih ilmunya, Teh Devy
    Maa syaa Allah sangat bermanfaat 😍🤗

    BalasHapus