Di
antara masa-masa sekolah, saya paling terkesan saat sekolah dasar. Di sini
bakat menulis dan public speaker saya sudah mulai lebih terasah. Dan saya
sangat berterima kasih pada Ibu Elis yang begitu suport. Beliau wali kelas saat
saya kelas 3 SD di SD Priangan Bandung.
Masih
teringat betul, saya dan sahabat saya Ratih Melia yang sering disuruh membaca
dengan gaya reporter. Bu Elis juga yang menunjuk saya untuk menjadi MC pada
perayaan hari ibu. Beliau pula yang melihat bakat
saya untuk menulis puisi dan cerita.
Bu
Elis, saya begitu merindukanmu. Semoga Ibu sehat dan bahagia selalu.
Selain
Bu Elis, wali kelas tiga, Bu Lien guru yang membawa kesan tersendiri
untuk.saya. Bu Lien, beliau guru keterampilan/prakarya kami. Beliau mengajari
kami aneka tusuk dasar menyulam.Walaupun bukan guru TK dan SD yang mengajari
saya menulis. Masa-masa indah saat SD begitu membekas. Saat-saat belajar di
sekolah yang tidak terlalu padat. Hinga kami masih punya banyak waktu di rumah.
Untuk bermain sepuas-puasnya, juga belajar mengaji.
Kakak
sepupu saya Teh Endang, yang saya panggil Teta, juga Pah Nadi, kakak Mama, yang
sangat berjasa mengajari saya membaca huruf latin. Saat itu saya masih duduk di
bangku Taman Kanak-kanak. Teta dan Pah Nadi ini rajin mendongeng untuk saya dan
kedua adik laki-laki saya. Sampai sekarang, saya masih menjadi adik dan
keponakan kesayangan mereka.
Teta
dan Pah Nadi, semoga Allah ta'ala selalu menyayangi kalian.
Bi
Alit, pengasuh dan pembantu rumah tangga ini, tak pernah saya lupakan jasanya.
Dia yang mengajari saya membaca huruf Hijaiyah dan sholat. Membaca huruf dengan
metoda Baghdadiyah (mengeja). Masih terbayang juga, saat saya menangis bila
ditinggalkannya mendirikan sholat.
Selain
guru-guru kesayangan tadi, guru yang paling berjasa adalah Mama dan Papa. Mama
yang mengajari saya berbicara dan bisa membuat kue. Mama yang menyediakan
banyak majalah anak-anak untuk kami ketiga anaknya. Mama yang memasukkan kami
les berenang dan sepatu roda. Juga les tari Bali untuk mengasah bakat seni
selain menyanyi dan membaca puisi. Mama juga yang melihat bakat saya untuk
mengajar sejak SD.
Papa,
beliau kesayangan saya. Beliau yang mengajarkan arti kasih dan tidak boleh
mendendam. Papa juga yang melihat bakat saya mengajar. Beliau yang mendukung
saya saat saya berkeinginan berwirausaha daripada bekerja kantoran. Papa yang
tidak pernah marah, dan menjadi tempat curhat.
Mama
dan Papa. Doa, peluk dan sayang selalu dari anakmu ini. Allah ta'ala senantiasa
merengkuh dengan Rahmaan dan RahiimNya. Allahummagh firlii walii wallii dayya
war hamhumma kamma Rabbayanii shogiroo.
Kepada
guru-guruku tersayang, juga guru-guru dari anak kami Intan dan Reza. Semoga
Allah ta'ala selalu memberikan limpahan kasih dan sayangNya. Aamiin.
Selamat Hari Guru, 25 Nopember 2016.Devy Nadya Aulina.
punya kesan indah dengan ibu gurunya ya mbak. Keren ya, bakatnya sudah terasah sejak kecil. Semoga selalu sukses ya mbak..
BalasHapus