BBM Naik? Tingkatkan perekonomian di tingkat rumah tangga!
Saya berdiskusi tentang kenaikan harga BBM dengan suami. Beliau setuju dengan dinaikkannya harga BBM. Menurutnya mobil-mobil mewah tidak layak dapat subsidi BBM. Lalu ketika saya bertanya, harga kebutuhan pokok dan dapur ikut naik. Cabe merah jadi seratus ribu rupiah per kilo gram.
"Cabe merah harganya sudah di atas sembilan puluh ribu sebelum BBM naik, Neng," ujarnya.
Untuk urusan cabe merah, setiap tahun harganya berfluktuasi. Itu kan sudah biasa. Tahun kemarin pun sempat di atas delapan puluh ribu rupiah. Nanti juga turun lagi. Tempo hari pernah kisaran harga Rp30.000,00-50.000,00. Kami tidak bermasalah dengan konsumsi cabe merah dan cabe rawit.. Karena kami pun jarang mengonsumsinya.
Hanya saja mungkin lebih berpengaruh terhadap harga jual Sambal Pecel "Mbak Vy". Karena sambal pecel ini tanpa pengawet, tidak dibuat ketika cabe merah harganya masih normal.
Harga kebutuhan pokok yang melonjak dan berfluktuasi sudah sering saya alami. Mungkin orang lain akan mengalami sedikit guncangan, tapi kami menyikapinya biasa. Kami yang biasa hidup sederhana tidak terlalu berpengaruh. Tidak usah keluar rumah dengan sepeda motor kalau tidak terlalu perlu. Putri sulung kami pun sejak kelas tiga SD sudah biasa membawa sepeda mini ke sekolah.
Yang tetap saya syukuri, dalam kondisi seperti sekarang ini, saya masih bisa mendapatkan penghasilan dari bisnis rumahan. Dari menulis dan berbisnis. Masih bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Ibu rumah tangga khususnya.
Ibu rumah tangga sebagai pendongkrak ekonomi rakyat jangan diragukan lagi. Ketika perekonomian negara ini terpuruk di tahun 1998 karena kerusuhan, UKM bangkit. Ternyata UKM-UKM ini digerakkan oleh ibu rumah tangga. Dasyat.
Bukan saatnya mengurangi kebutuhan sekarang ini. Karena kebutuhan primer itu sangat mendasar. Tapi bagaimana caranya menambah pemasukkan itu yang harus dipikirkan. Pangan itu penting untuk kelangsungan hidup kita. Tapi adabahan pangan yang bisa disubstitusi atau digantikan. Daging dan ayam, gantikan dengan telur dan ikan. Ikan lebih sehat daripada daging. Kandungan omega 3 nya bagus untuk perkembangan otak anak-anak.
Namun sandang, tidak perlu kita membelinya setiap bulan, kan? Papan, rumah sebagai tempat berteduh sama pentingnya dengan makanan. Kita bisa menabung untuk keperluan itu semampu kita. Bila masih menumpang pada anggota keluarga lain, syukuri saja keadaan itu. Masih banyak saudara-saudara kita yang tak memiliki tempat berteduh.
Bersyukur saya menjadi mompreneur. Karena kondisi ini sudah saya siapkan sejak gadis. Saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sendiri dari rumah. Tetap bisa melayani kebutuhan suami dan anak-anak serta melihat tumbuh kembangnya. Lebih bersyukur lagi, karena sejak 2008 saya berhasil mengajak ibu-ibu rumah tangga menjadi mompreneur juga. Kini mereka telah menikmati hasilnya.
Kesuksesan bagi saya bukan untuk diri sendiri. Tapi apabila keluarga saya tetap menjadi prioritas dan masyarakat sekitar dapat pula merasakannya.
Devy Nadya Aulina,
Creative Mompreneur and writerpreneur (work at home)
Saya berdiskusi tentang kenaikan harga BBM dengan suami. Beliau setuju dengan dinaikkannya harga BBM. Menurutnya mobil-mobil mewah tidak layak dapat subsidi BBM. Lalu ketika saya bertanya, harga kebutuhan pokok dan dapur ikut naik. Cabe merah jadi seratus ribu rupiah per kilo gram.
"Cabe merah harganya sudah di atas sembilan puluh ribu sebelum BBM naik, Neng," ujarnya.
Untuk urusan cabe merah, setiap tahun harganya berfluktuasi. Itu kan sudah biasa. Tahun kemarin pun sempat di atas delapan puluh ribu rupiah. Nanti juga turun lagi. Tempo hari pernah kisaran harga Rp30.000,00-50.000,00. Kami tidak bermasalah dengan konsumsi cabe merah dan cabe rawit.. Karena kami pun jarang mengonsumsinya.
Hanya saja mungkin lebih berpengaruh terhadap harga jual Sambal Pecel "Mbak Vy". Karena sambal pecel ini tanpa pengawet, tidak dibuat ketika cabe merah harganya masih normal.
Harga kebutuhan pokok yang melonjak dan berfluktuasi sudah sering saya alami. Mungkin orang lain akan mengalami sedikit guncangan, tapi kami menyikapinya biasa. Kami yang biasa hidup sederhana tidak terlalu berpengaruh. Tidak usah keluar rumah dengan sepeda motor kalau tidak terlalu perlu. Putri sulung kami pun sejak kelas tiga SD sudah biasa membawa sepeda mini ke sekolah.
Yang tetap saya syukuri, dalam kondisi seperti sekarang ini, saya masih bisa mendapatkan penghasilan dari bisnis rumahan. Dari menulis dan berbisnis. Masih bisa menciptakan lapangan kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Ibu rumah tangga khususnya.
Ibu rumah tangga sebagai pendongkrak ekonomi rakyat jangan diragukan lagi. Ketika perekonomian negara ini terpuruk di tahun 1998 karena kerusuhan, UKM bangkit. Ternyata UKM-UKM ini digerakkan oleh ibu rumah tangga. Dasyat.
Bukan saatnya mengurangi kebutuhan sekarang ini. Karena kebutuhan primer itu sangat mendasar. Tapi bagaimana caranya menambah pemasukkan itu yang harus dipikirkan. Pangan itu penting untuk kelangsungan hidup kita. Tapi adabahan pangan yang bisa disubstitusi atau digantikan. Daging dan ayam, gantikan dengan telur dan ikan. Ikan lebih sehat daripada daging. Kandungan omega 3 nya bagus untuk perkembangan otak anak-anak.
Namun sandang, tidak perlu kita membelinya setiap bulan, kan? Papan, rumah sebagai tempat berteduh sama pentingnya dengan makanan. Kita bisa menabung untuk keperluan itu semampu kita. Bila masih menumpang pada anggota keluarga lain, syukuri saja keadaan itu. Masih banyak saudara-saudara kita yang tak memiliki tempat berteduh.
Bersyukur saya menjadi mompreneur. Karena kondisi ini sudah saya siapkan sejak gadis. Saya ingin menjadi ibu rumah tangga yang mempunyai usaha sendiri dari rumah. Tetap bisa melayani kebutuhan suami dan anak-anak serta melihat tumbuh kembangnya. Lebih bersyukur lagi, karena sejak 2008 saya berhasil mengajak ibu-ibu rumah tangga menjadi mompreneur juga. Kini mereka telah menikmati hasilnya.
Kesuksesan bagi saya bukan untuk diri sendiri. Tapi apabila keluarga saya tetap menjadi prioritas dan masyarakat sekitar dapat pula merasakannya.
Devy Nadya Aulina,
Creative Mompreneur and writerpreneur (work at home)
BBM dan cabe merah itu juga termasuk sumber daya alam toh Tante? Kalau saya pikir, karena itulah harganya bisa fluktuatif, tergantung kondisi alam. Musim kemarau, kekeringan, gagal panen. Musim hujan, cepet busuk, gagal panen. Minyak pun makin lama semakin sedikit. Ya wajar kalau harganya nggak stabil karena pasokannya pun nggak stabil kan Tante...
BalasHapusBetul, Dik.
HapusHanya bedanya BBM yang berasal dari minya bumi termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Karena pengadaannya membutuhkan waktu yang sangat lamat. Ratusan ribu tahun yang berasal dari plankton (zooplankton dan pytoplankton).
Sedangkan cabe merah harganya berfluktuatif bisa jadi karena musim (musim penghujan atau kemarau mempengarhi harga) dan permintaan pasar.
HapusMantap Teteh..berbagi inspirasi untuk ibu rumah tangga yang lain. Menularkan virus mompreneur..barokalloh Teh Devy :)
BalasHapusHatur nuhun, Teh Nurul.
HapusInsya Allah, tetap berbagi semampu saya. Barakallah, Teh Nurul.
Setuju jugaaaa....kenaikan bbm disikapi dengan biasa aja. Ntar juga Allah kasih kemudahan bila kita mampu bersabar dan melihat peluang meningkatkan penghasilan tambahan.
BalasHapusBetul, Mbak Hidayah.
BalasHapus