Kota Nganjuk, sebuah kota kecil yang
terletak di Provinsi Jawa Timur kaya akan potensi wisata. Baik wisata sejarah,
budaya, maupun wisata kuliner. Kota yang dikenal dengan julukan Kota Angin, membuat
cuaca yang panas sedikit terasa sejuk karena hembusan angin. Apalagi pada akhir
bulan Juni hingga bulan September angin berhembus sangat kencang. Hingga makin
lekatlah Nganjuk dengan julukan Kota Angin.
Kali ini saya tidak akan mengajak Anda
untuk berwisata budaya maupun wisata kuliner di Kota Nganjuk. Walaupun wisata
kuliner di sini akan menciptakan sensasi yang berbeda karena harganya yang
relatif murah. Hemat di kantong untuk yang senang berwisata kuliner.
Kita akan mengunjungi sebuah desa
tempat kelahiran pahlawan nasional. Tepatnya Pahlawan Kebangkitan Nasional, Dr.
Soetomo, di desa Ngepeh kecamatan Loceret, 7 km arah selatan dari pusat kota
Nganjuk. Menuju ke Monumen Dr. Soetomo kita bisa mengendarai sepeda motor atau
kendaraan roda empat. Melintasi jalan lebar yang beraspal mulus kita akan
melewati sebuah cerobong asap peningggalan pabrik gula pada saat masa kolonial
Belanda. Dari pabrik gula (PG) Jatirejo (terletak di desa Jatirejo, kecamatan
Loceret), hanya tersisa cerobong asap ini. Sementara bangunan pabriknya sudah hancur
tak bersisa.
Memasuki kawasan Monumen Dr. Soetomo,
dari kejauhan tampak patung Dr. Soetomo sedang duduk menghadap ke arah selatan.
Di bawahnya ada prasasti yang ditanda tangani Harmoko, menteri penerangan pada
era Orde Baru, yang juga putera kelahiran Nganjuk. Sedikit ke arah barat laut
ada rumah kecil tempat menyimpan benda-benda sejarah peninggalan Dr. Soetomo.
Di dalamnya ada meja periksa pasien, buku-buku koleksi Dr. Soetomo dan
alat-alat kedokteran lainnya. Sayangnya museum kecil ini tidak dibuka setiap
hari. Harus ada janji terlebih dahulu dengan juru kuncinya. Museum kecil ini
dibuka biasanya pada saat ada kunjungan anak-anak sekolah atau rombongan wisata.
Tepat di belakang monumen Dr. Soetomo ada pendopo berbentuk joglo. Biasanya
anak-anak sekolah akan beristirahat di sini dengan bimbingan gurunya, sebelum memasuki museum kecil itu.
Satu-dua jam cukup berada di Monumen
dan Museum Dr. Sotomo ini. Anda masih punya cukup waktu dan ingin menikmati
alam sejuk kota Nganjuk? Berkunjunglah ke desa Bajulan, masih di kecamatan
Loceret. Di sana ada Monumen Jendral Soedirman. Sebagai tanda bahwa Jendral
Soedirman pernah mengunjungi desa ini selama sembilan hari pada saat perang
gerilya. Tiga kilo meter arah selatan monumen ini ada padepokan Jendral
Soedirman yang dijadikan museum. Tempat ini pernah dijadikan tempat perundingan
Jendral Soedirman bersama prajuritnya untuk mengatur strategi perang gerilya
melawan Belanda, Berjalan ke arah barat ada sebuah batu besar yang dijadikan
sebagai alas tempat sholat beliau. Juga ada tempat wudlu berupa pancuran dari
sungai. Tempat wudlu itu sekarang telah diganti menggunakan paralon plastik.
Mengingat bambu untuk mengalirkan air wudlu telah lapuk dimakan usia.
Museum Jendral Soedirman ini satu paket
dengan wisata alam air merambat Roro Kuning. Sebelum memasuki Museum, kita
diharuskan membeli tiket masuk menuju Taman Wisata Air Merambat Roro Kuning.
Dengan tiket Rp. 5000,00/ orang, kendaraan
roda dua Rp1.000,00 dan Rp2.000,00 untuk kendaraan roda empat, kita dapat
menikmati wisata sejarah dan wisata alam sekaligus. Museum ini dan Roro Kuning
terletak di hutan pinus di lereng Gunung Wilis, 24 km arah selatan pusat kota
Nganjuk. Cuacanya yang sejuk, sangat cocok untuk beristirahat. Roro Kuning
terletak 1 km dari Museum Jendral Soedirman.
Monumen Jendral Soedirman di Desa Bajulan, Kecamatan Loceret. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Penulis di depan Monumen Jendral Soedirman. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Monumen di Museum Jendral Soedirman. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Air pancuran untuk berwudlu peninggalan Jendral Soedirman. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Batu besar sebagai alas sholat Jendral Soedirman. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Dari tempat parkir, sudah terlihat dua
buah kolam renang besar yang ramai dikunjungi pada hari Minggu. Anda tak perlu
khawatir kelaparan di sini. Sepanjang sisi kiri-kanan jalan dari tempat parkir
sampai ke air merambat berjajar warung makan. Pada hari Minggu, warung-warung
ini akan buka semua, memanjakan pengunjung dengan kuliner khas Nganjuk. Sebelum
sampai ke lokasi air merambat, akan terlihat patung Roro Kuning, maskot tempat
wisata ini. Patung berbahan kuningan dengan tinggi 2,45 meter ini ditemukan
Jaswadi, penduduk desa Bajulan. Ada legenda berlatar belakang sejarah berkaitan
dengan Roro Kuning. Galuh Candra Kirana alias Dewi Sekartaji (Roro Kuning)
keponakan dari Dewi Kilisuci Ruting) dari Kerajaan Kediri. Dewi Kilisuci
disegani di empat wilayah kerajaan, yaitu Kediri, Jenggal, Ponorogo dan
Ngurawan.
Sebelum penemuan patung kuningan itu,
air merambat (dikenal dengan nama sendang) di desa Bajulan ini sudah dikenal
masyarakat dari luar Bajulan. Tempat ini sering dipakai tempat mandi dan tempat perkemahan. Setelah
penemuan patung kuningan yang dijadikan maskot Taman Wisata Air Merambat Roro
Kuning, kawasan ini lebih dikembangkan sebagai tempat wisata. Dilengkapi dengan
play ground dan kolam renang kecil untuk anak-anak (membayar tiket lagi kalau ingin
masuk), penangkaran rusa Timor dan area perkemahan, membuat tempat ini layak
masuk daftar tempat wisata yang harus dikunjungi bila Anda berkunjung ke Kota
Nganjuk.
Patung Dewi Kilisuci (Roro Kuning). Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Taman Hutan Wisata Roro Kuning pun dpakai untuk tempat perkemahan. Foto: Koleksi pribadi (Devy Nadya Aulina) |
Monumen-Museum Dr. Soetomo,
Monumen-Museum Jendral Soetomo hanya sebagian tempat wisata di Kota Nganjuk.
Masih banyak tempat wisata lainnya.
Mari, berwisata di Kota Angin!
Oh Nganjuk, itu kota angin.
BalasHapusBaru tahu.
Belum pernah ke Nganjuknya tahu pecelnya aja
Mainlah ke Nganjuk. Pulangnya bawa oleh-oleh khas Nganjuk: Sambal Pecel Mbak Vy produksi saya.
Hapuswah, saya baru tahu kalau Nganjuk punya julukan kota Angin, dan punya tempat wisata, semoga bisa mampir ke ngantuk kedepannya. :D
BalasHapusAamiin.
Hapuskeren ya,.. bisa belajar juga sembari menikmati keindahan alam.
BalasHapusYa. Mampirlah dan mainlah ke Nganjuk.
HapusTravel writing harus detil banget gitu ya mbak
BalasHapusTergantung jenis tulisannya, Mbak. Artikel saya di atas termasuk travel guide.
HapusBlm pernah ke nganjuk. Sepertinya tempat yang menyenangkan ya :)
BalasHapusMonggo pinarak ing Nganjuk, Mbak Farida. Mangke kulo ateraken dateng tempat wisata.
HapusMari mampir ke Nganjuk, Mbak Farida. Nanti saya antarkan jalan-jalan di Kota Nganjuk. Saya juga produksi oleh-oleh khas Nganjuk.