Kalau saya ditanya, sejak kapan saya suka
menulis? saya menjawab sejak SD kelas 2. Berawal dari menulis puisi,
walaupun mulai mengirimkan pada media baru kelas 6 SD (1985-1986).
Juga ketika saya ditanya, kapan saya berbisnis? Saya akan menjawab
sejak SD, tepatnya kelas 4 (1983-1984) dengan berjualan sticker (gambar
tempel) atau barter dengan teman-teman.
Kelas 1 SMP ikut-ikutan berjualan puding
buatan sendiri, walaupun sedikit yang laku dan dapat tantangan dari ibu
saya yang melarang saya berjualan. Bila teman-teman menjual kue-kue
buatan ibu mereka, saya karena selalu ingin mencoba berjualan jajanan
buatan sendiri.
Aktifitas menulis puisi dan dikirim ke media
terhenti pada 1992, ketika saya lulus SMA. Tetapi saya menulis untuk
diri saya sendiri. Sayangnya banyak yang tidak terdokumentasikan.
Berjualan saya mulai lagi ketika kuliah, menerima pesanan tas rajut dan
chese cake, black forest dari karyawan kampus, tetangga dan family.
Membuat penganan yang saya titipkan di kantin kampus.
Terhenti
karena menikah dan mengandung anak pertama, berbisnis dan menulis saya
mulai lagi ketika putri sulung saya berusia 2 tahun (2003). Saya
mengikuti lomba menulis resep yang Alhamdulilah 2 kali mengikuti semua
menang dan dapat hadiah produk yang untuk ukuran saya lumayan mahal
ketika itu.
Untuk berbisnis pun putri saya, saya ajak naik turun
bis dari Nganjuk-Kediri. Ketika pulang putri saya dalam gendongan di
tangan kiri dan kresek besar dalam tentengan tangan kanan.
Suka
dan duka, tentu saja mewarnai perjalanan saya menulis dan berbisnis.
Menulis sempat terhenti lama karena saya hanya bermodal alam (tulisan
tangan). Ketiadaan fasilitas membuat saya merasa tertinggal jauh dan
gaptek. Tapi apakah saya harus menyerah karena keadaan? Tidak! Tidak ada
kata terlambat untuk belajar dan ingin maju.
Bahkan Allah SWT menjanjikan derajat yang lebih tinggi pada hamba-NYA yang bergerak menimba ilmu.
Pun ketika saya harus menghadapi cibiran dan tatapan sebelah mata.
"Mbak, koq suaminya PNS mau jualan keliling?"
Lho... kalau istri PNS apa tidak boleh jadi sales (berjualan keliling) ?
Duka lainnya, pernah jualan saya jatuh di jalan, dan ketika saya
kembali barang itu sudah tidak ada. Menangis? Jangan ditanya lagi.
Dengan menangis membuat saya lebih lega. Bagaimana tidak menangis, uang
modal untuk berjualan itu saya dapat meminjam. Belum untung, malah rugi
dua kali karena barang hilang.
Apakah kerugian, jatuh berkali-kali membuat saya berhenti?
Sekali lagi saya katakan tidak! Bila saya berhenti, tentu saja ada
yang senang. Tapi saya tidak akan berhenti untuk pekerjaan yang saya
suka dan saya cinta serta merintisnya dengan susah payah.
Di
balik kesulitan pasti ada kemudahan. Janji-NYA pasti. Silaturrahiim
menjadi kekuatan saya dalam mengembangkan bisnis. Walaupun masih
dilakukan off line, saya senang karena hubungan yang terjaga selama 10
tahun, 5 tahun tetap terjaga.
Ada yang datang dan pergi.
Patah tumbuh hilang berganti.
Mati satu tumbuh seribu.
Lakukan dengan cinta menjadi semangat untuk terus maju.
Kota Angin, 25 Maret 2013.
Devy Nadya Aulina
Salam kenal Mbak. Membaca tulisan mbak membuat semangat saya naik lagi nih. Mungkin karena jalan hidup Mbak yang penuh perjuangan tidak berbeda dengan yang saya alami. Ternyata, perasaan merasa sendirian itu jangan dipelihara ya,karena diluaran sana, banyak yang berjuang untuk tetap move on dan move up. tetap semangat!
BalasHapusSalam kenal juga Mbak. Berbagi semangat ya. Terima kasih sudah mampir.:)
HapusWaktu membaca, aura semangatnya terasa banget.
BalasHapusSalam kenal dan teteub semangat :)
Salam kenal kembali, Mbak Ratna Amalia. Saya sudah kenal Mbak di FB lho.
HapusTerima kasih sudah mampir.
Blognya tambah cantik teh, jadi enak liatnya :)
BalasHapusOya saya belajar dari teh Devy tentang semangat utk tidak mau berhenti belajar dan terus maju menggapai cita-cita, semoga saya bisa meneladaninya, do'akan saya ya teh :)
Belum secantik blognya Teh Winny. Saling mendo'akan dalam kebaikan ya Teh. Peluk sayang.
HapusSaya blm muncul2 juga jiwa bisnisnya. Pengen mulai tapi bingung
BalasHapusDimulai dari hobi dan yang Mak Arin suka. Bagaimana?
HapusIya..semangat terus untum maju ya. Suka aku baca semangat yang tersemat di tulisanmu ini.
BalasHapusTerima kasih Mbak Ade.
HapusTeh Devi, salam kenal jg. Tulisan nya sangat memotivasi saya. Jadi malu sendiri, usaha belum maksimal padahal dana & skill uda tersedia, sekalipun masih terbatas. Semoga teteh sekeluarga selalu sehat & menginspirasi banyak orang. Salam sejahtera ;)
BalasHapusSalam kenal, Mbak Wenny. Alhamdulillah, kalau tulisan saya bisa memotivasi.
HapusAamiin. Jazakillah khoir, do'a untuk saya dan keluarga saya.
Inspiratif!
BalasHapusTerima kasih, Mbak Dian.
Hapusemang iya ya mba, kalau sudah menangis rasanya semuanya legaaaah...setelah iitu kita harus bangkit dan mencari solusi agar tidak berlarut-larut
BalasHapusBetul, Mbak Astin. Yuk... tetap semangat. Terima kasih ya sudah berkunjung.
Hapus